kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.543.000   19.000   1,25%
  • USD/IDR 16.195   5,00   0,03%
  • IDX 7.164   1,22   0,02%
  • KOMPAS100 1.070   0,97   0,09%
  • LQ45 838   0,57   0,07%
  • ISSI 216   -0,45   -0,21%
  • IDX30 430   0,42   0,10%
  • IDXHIDIV20 516   -1,25   -0,24%
  • IDX80 122   0,37   0,31%
  • IDXV30 126   -0,52   -0,42%
  • IDXQ30 143   -0,58   -0,40%

AS Tuding Hacker China Membobol dan Curi Dokumen Departemen Keuangan


Rabu, 01 Januari 2025 / 00:00 WIB
AS Tuding Hacker China Membobol dan Curi Dokumen Departemen Keuangan
ILUSTRASI. U.S. Treasury Secretary Jack Lew (R) is about to shake hands with China's President Xi Jinping during the joint opening ceremony of the 8th round of U.S.-China Strategic and Economic Dialogues and the 7th round of U.S.-China High-Level Consultation on People-to-People Exchange, in Beijing June 6, 2016. REUTERS/Damir Sagolj TPX IMAGES OF THE DAY


Reporter: Syamsul Ashar | Editor: Syamsul Azhar

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON - Hacker yang diduga disponsori oleh negara China berhasil membobol Departemen Keuangan Amerika Serikat (AS) pada bulan Desember ini, mencuri dokumen dari workstation pengguna, demikian menurut surat kepada anggota parlemen yang diterima Reuters pada Senin (30/12).  

Surat tersebut menyebutkan bahwa peretas berhasil mengkompromikan penyedia layanan keamanan siber pihak ketiga, BeyondTrust, sehingga dapat mengakses dokumen tidak rahasia. Peretasan ini digambarkan sebagai "insiden besar."  

Baca Juga: Departemen Keuangan AS Sebut Peretas Tiongkok Bobol Sistem Komputer dan Curi Dokumen

Dalam surat itu dijelaskan, peretas memperoleh akses ke kunci digital yang digunakan vendor untuk mengamankan layanan berbasis cloud. Layanan ini memungkinkan dukungan teknis jarak jauh bagi pengguna di Kantor Departemen Keuangan. Dengan kunci yang dicuri, pelaku ancaman dapat mengesampingkan keamanan layanan, mengakses workstation pengguna secara jarak jauh, dan mencuri dokumen yang disimpan oleh pengguna tersebut.  

Insiden ini pertama kali terdeteksi oleh BeyondTrust pada 8 Desember. Departemen Keuangan kini bekerja sama dengan Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur AS (CISA) serta FBI untuk menilai dampaknya.  

Namun, baik FBI maupun Kedutaan Besar China di Washington belum memberikan komentar atas kejadian ini. Pemerintah China secara rutin membantah keterlibatan dalam insiden spionase siber.  

Baca Juga: Dua Operator Telekomunikasi AS Jadi Target Serangan Siber China, Warga AS Khawatir

BeyondTrust, dalam pernyataan di situs webnya, mengakui adanya insiden keamanan yang melibatkan sejumlah kecil pelanggan perangkat lunak dukungan jarak jauhnya. Perusahaan menyebutkan bahwa kunci digital telah dikompromikan dan investigasi tengah dilakukan.  

Tom Hegel, peneliti ancaman dari SentinelOne, mengatakan bahwa metode yang digunakan dalam insiden ini sejalan dengan pola operasi kelompok yang terkait dengan Republik Rakyat China. "Mereka kerap menyalahgunakan layanan pihak ketiga yang terpercaya, metode yang semakin sering digunakan dalam beberapa tahun terakhir," katanya.  

Investigasi masih berlangsung untuk memastikan dampak penuh dari serangan ini dan keterkaitan dengan entitas tertentu.  



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×