Sumber: CNA | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - Rencana AS untuk Gaza pada hari Jumat (30/5), mengusulkan gencatan senjata selama 60 hari dan pembebasan 28 sandera Israel, baik yang hidup maupun yang mati, pada minggu pertama dan pembebasan 125 tahanan Palestina yang dijatuhi hukuman seumur hidup dan jenazah 180 warga Palestina yang tewas.
Melansir dari CNA, rencana tersebut, yang katanya dijamin oleh Presiden AS Donald Trump dan mediator Mesir dan Qatar, mencakup pengiriman bantuan ke Gaza segera setelah Hamas menandatangani perjanjian gencatan senjata.
Rencana tersebut menetapkan bahwa Hamas akan membebaskan 30 sandera terakhir setelah gencatan senjata permanen diberlakukan.
Gedung Putih mengatakan pada hari Kamis bahwa Israel telah menyetujui usulan gencatan senjata AS.
Baca Juga: Pemerintahan Trump Berikan Pembatasan Baru bagi Wartawan di Pentagon
Kelompok militan Palestina Hamas mengatakan kepada Reuters bahwa mereka sedang meninjau rencana tersebut dan akan menanggapi pada hari Jumat atau Sabtu.
Perbedaan yang mendalam antara Hamas dan Israel telah menghalangi upaya sebelumnya untuk memulihkan gencatan senjata yang gagal pada bulan Maret.
Israel bersikeras agar Hamas melucuti senjata sepenuhnya dan dibubarkan sebagai kekuatan militer dan pemerintahan, dan bahwa semua 58 sandera yang masih ditahan di Gaza harus dikembalikan sebelum setuju untuk mengakhiri perang.
Hamas telah menolak tuntutan untuk menyerahkan senjatanya dan mengatakan Israel harus menarik pasukannya keluar dari Gaza dan berkomitmen untuk mengakhiri perang.
Israel meluncurkan kampanyenya di Gaza sebagai tanggapan atas serangan Hamas yang menghancurkan di Israel selatan pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyebabkan 251 warga Israel disandera di Gaza, menurut penghitungan Israel.
Kampanye militer Israel berikutnya telah menewaskan lebih dari 54.000 warga Palestina, kata pejabat kesehatan Gaza, dan meninggalkan daerah kantong itu dalam reruntuhan.
Baca Juga: Trump Sebut AS Ingin Buat Tank Bukan Kaos