Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) berupaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan perdagangan di kawasan tersebut melalui pembangunan jaringan transportasi dan logistik yang lebih baik.
Mengutip Channel News Asia, hal ini akan memungkinkan negara-negara anggota untuk melindungi diri dari meningkatnya risiko geopolitik dan ekonomi.
Namun, menurut para pengamat, tugas yang akan dihadapi blok perdagangan tersebut tetap menantang. Pasalnya, negara-negara anggota harus berupaya menyederhanakan pengurusan bea cukai dan menghilangkan birokrasi.
“Di ASEAN, kami telah melakukannya dengan cukup baik,” kata Menteri Transportasi Malaysia Anthony Loke, yang menyoroti kebijakan langit terbuka kelompok tersebut yang meningkatkan konektivitas regional.
Untuk maritim, ada rencana untuk digitalisasi pelabuhan di kawasan tersebut, sehingga mereka dapat saling berbagi informasi dan menjadi lebih kompetitif, tambahnya.
“Jaringan kereta api (juga) penting. Ada mata rantai yang hilang yang telah diperbaiki saat ini, terutama antara Laos dan Tiongkok,” tambahnya.
Baca Juga: Nilai Ekonomi Digital Indonesia Bisa Tembus US$ 360 Miliar pada 2030, Ini Pemicunya
Pada bulan Juni, layanan kereta kargo ASEAN Express pertama yang menghubungkan Malaysia ke Tiongkok melalui Thailand dan Laos diluncurkan.
Perjalanan tersebut seharusnya hanya memakan waktu delapan hari, tetapi malah memakan waktu hampir dua minggu karena perubahan ukuran rel dan bea cukai di perbatasan.
Dalam transportasi kereta api, ukuran rel mengacu pada jarak antara dua rel kereta api. Ada beberapa ukuran rel yang berbeda di seluruh dunia, yang menjadi penghalang bagi pengoperasian jaringan kereta api yang lebih luas.
Hal ini terjadi di perbatasan antara Thailand dan Laos, karena rel kereta api Laos berbeda dengan rel kereta api Malaysia dan Thailand. Setiap kotak kontainer harus diangkat dengan derek ke rel yang berbeda.
Loke juga menekankan bahwa ada kebutuhan untuk mengurangi birokrasi.
Baca Juga: Jaga Pertumbuhan Berkelanjutan, Semen Indonesia (SIG) Terapkan 5 Prinsip GCG
“Ini menguntungkan semua pihak,” katanya. “Bukan hanya bahwa menghilangkan penghalang hanya menguntungkan satu negara, tetapi juga menguntungkan kawasan secara keseluruhan.”