Reporter: Sandy Baskoro | Editor: Sandy Baskoro
SINGAPURA/TOKYO. Bukan hanya industri perbankan, pasar asuransi Asia Tenggara juga menggiurkan. Lihat saja, sejumlah perusahaan asuransi asal Jepang merangsek masuk ke Asia Tenggara.
Kabar teranyar, Tokio Marine Holdings Inc, pemain asuransi non-jiwa terbesar kedua di Jepang, siap memperluas pasarnya di Asia Tenggara. Tak tanggung-tanggung, Tokio ingin menggarap asuransi jiwa, kendaraan, reasuransi dan asset management.
Tokio Marine bakal menggenjot pasar Asia Tenggara melalui pertumbuhan organik maupun akuisisi. Pasar Asia berpotensi untuk terus bertumbuh. "Negara Asean akan menjadi fokus kami," ungkap Presiden Tokio Marine Holdings, Tsuyoshi Nagano, seperti dikutip Bloomberg, Senin (29/7).
Tokio Marine membidik pertumbuhan premi asuransi kecelakaan dan asuransi jiwa masing-masing sebesar 19% dan 9,2% pada tahun ini, berdasarkan rencana bisnis yang dirilis pada Mei lalu. "Akuisisi akan menjadi opsi yang memungkinkan sebagai sarana untuk ekspansi," kata Nagano.
Sejumlah perusahaan asuransi Jepang melirik pasar Asia Tenggara lantaran prospek pasar di dalam negeri mulai meredup. Pasalnya, warga Jepang yang memasuki usia lanjut cukup tinggi dan jumlah populasi cenderung menyusut.
Meiji Yasuda Life Insurance Co, perusahaan asuransi jiwa terbesar ketiga di Jepang pekan lalu membeli 15% saham Thai Life Insurance Pcl, perusahaan asuransi di Thailand. Pada Juni lalu, Dai-ichi Life Insurance Co mencaplok 40% saham Asuransi Panin Life senilai Rp 3,3 triliun atau US$ 323 juta. "Manfaat ekspansi ini terutama berkisar potensi pertumbuhan dan diversifikasi risiko," ujar Makarim Salman, analis Jefferies Group LLC di Tokyo.
Tapi dia mengingatkan adanya tantangan di pasar asuransi Asia Tenggara. Misalnya, harus memastikan akuisisi itu tak kemahalan, kemudian risiko valuta asing, serta risiko politik.
Selama dua tahun terakhir, Bloomberg mencatat, perusahaan asuransi global mengumumkan akuisisi aset asuransi di Asia Tenggara senilai US$ 7 miliar.
Pasar Asia Tenggara memang cukup strategis. Kawasan ini didukung sepuluh negara anggota Association of Southeast Asian Nations (ASEAN), yang meliputi Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Filipina, Kamboja, Laos, Myanmar dan Vietnam.
Berdiri pada tahun 1967, ASEAN mencatatkan produk domestik bruto gabungan lebih dari US$ 1 triliun. Dana Moneter Internasional (IMF) memprediksi, ekonomi ASEAN tumbuh 5,6% pada 2013. Angka itu jauh lebih tinggi ketimbang estimasi pertumbuhan ekonomi kawasan Eropa yang hanya 0,6%.