kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Atasi Krisis Keuangan, Sri Lanka Ajukan Utang Tambahan ke China


Selasa, 26 April 2022 / 14:53 WIB
Atasi Krisis Keuangan, Sri Lanka Ajukan Utang Tambahan ke China
ILUSTRASI. Sri Lanka kini tengah melakukan penjajakan dengan China untuk menambah utang untuk mengatasi krisis keuangan.


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - COLOMBO. Sri Lanka terus berjuang menyelamatkan ekonominya. Sri Lanka kini tengah melakukan penjajakan dengan China untuk menambah utang. Hal ini sebagai upaya negara untuk mengatasi dampak krisis keuangan.

Menteri Media Sri Lanka Nalaka Godahewa mengatakan, China telah menyarankan kepada Sri Lanka untuk mengajukan utang kembali.

"Sekarang karena IMF bersedia terlibat dengan Sri Lanka, negara-negara lain sadar bahwa kami mendapat dukungan. Kami telah dijanjikan dukungan dari Bank Dunia dan lembaga lainnya," kata Gohahewa seperti dikutip Reuters, Selasa (26/4).

Baca Juga: Sri Lanka Krisis, UNDP Minta Pemerintah Sri Lanka Guyur Bansos

Menteri Keuangan Sri Lanka Ali Sabry berada di Washington pekan lalu untuk berbicara dengan IMF, Bank Dunia, India, dan lainnya tentang bantuan pembiayaan untuk negara kepulauan itu. Sri Lanka telah menangguhkan pembayaran sebagian dari utang luar negerinya yang sebesar US$ 51 miliar.

Ekonomi Sri Lanka terpukul keras pandemi dan pemotongan pajak pemerintah , yang menyebabkan berkurangnya cadangan mata uang asing dan kekurangan bahan bakar, makanan dan obat-obatan yang telah membawa ribuan orang turun ke jalan dalam protes kekerasan secara sporadis.

Sebelumnya, pinjaman China kepada Sri Lanka telah mencapai US$ 3,5 miliar dan menjadikannya sebagai kreditur bilateral terbesar.

Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa meminta China untuk membantu merestrukturisasi pembayaran utang ketika ia bertemu dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi pada Januari.

Baca Juga: Bank Dunia Siapkan Paket Bantuan untuk Sri Lanka, IMF: Pembicaraan Membuahkan Hasil



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×