kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.409.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.435   -30,00   -0,19%
  • IDX 7.798   37,20   0,48%
  • KOMPAS100 1.185   9,64   0,82%
  • LQ45 958   6,85   0,72%
  • ISSI 226   2,67   1,19%
  • IDX30 488   3,53   0,73%
  • IDXHIDIV20 589   4,06   0,69%
  • IDX80 134   1,16   0,87%
  • IDXV30 140   2,67   1,94%
  • IDXQ30 163   1,24   0,77%

Australia Akan Ekspor Energi Tenaga Surya ke Singapura


Rabu, 21 Agustus 2024 / 10:59 WIB
Australia Akan Ekspor Energi Tenaga Surya ke Singapura
ILUSTRASI. Australia baru-baru ini memberikan lampu hijau untuk proyek energi surya terbesar di dunia, SunCable, . REUTERS/Athit Perawongmetha TPX IMAGES OF THE DAY


Sumber: Reuters | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - SYDNEY. Australia baru-baru ini memberikan lampu hijau untuk proyek energi surya terbesar di dunia, SunCable, yang akan memanfaatkan kekuatan matahari dari sebuah ladang solar raksasa di bagian utara negara tersebut dan mengirimkan energi melalui kabel bawah laut sepanjang 4.300 km ke Singapura.

Dengan nilai investasi mencapai A$20 miliar (sekitar US$13,5 miliar), proyek ini diharapkan dapat memenuhi permintaan energi terbarukan yang terus meningkat baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

Proyek SunCable, yang dikenal sebagai Australia-Asia Power Link, bertujuan untuk mengalirkan hingga 6 gigawatt energi hijau ke pelanggan industri besar di Darwin, ibu kota Northern Territory di Australia, dan di Singapura.

Baca Juga: Produsen Biodiesel China Kena Tarif Anti-Dumping Sementara Hingga 36,4% di Uni Eropa

Proyek ini akan dikembangkan dalam dua tahap, dengan pasokan listrik yang direncanakan akan mulai pada awal 2030-an. Keputusan investasi akhir diharapkan akan diambil pada tahun 2027.

Meskipun mendapatkan persetujuan, proyek ini harus mematuhi sejumlah syarat ketat untuk melindungi lingkungan. Menteri Lingkungan Hidup Tanya Plibersek menegaskan bahwa proyek harus menghindari habitat dari bilby besar, marsupial kecil mirip kelinci dengan telinga panjang dan floppy.

Hal ini menunjukkan komitmen proyek untuk menjaga keberlanjutan lingkungan meskipun dalam skala besar.

Dampak Lingkungan

Persetujuan proyek ini datang dengan perhatian serius terhadap perlindungan alam. Proyek harus mematuhi regulasi ketat untuk menghindari dampak negatif pada ekosistem lokal. Ini termasuk langkah-langkah untuk melindungi spesies endemik dan memastikan bahwa pembangunan tidak merusak habitat alami.

SunCable menghadapi beberapa tantangan dalam proses perizinan dan pengembangan, termasuk:

  • Izin Kabel Inter-connector: Perusahaan sedang dalam pembicaraan dengan regulator energi Singapura mengenai persetujuan kondisional untuk komponen kabel interkoneksi proyek.
  • Perizinan di Perairan Indonesia: Proyek juga bernegosiasi dengan pemerintah Indonesia terkait pembangunan kabel di perairan mereka.
  • Persetujuan Pemerintah Teritorial: Proyek telah menerima izin dari pemerintah Northern Territory dan pengawas lingkungan setempat bulan lalu, yang merupakan langkah penting sebelum pelaksanaan lebih lanjut.

Baca Juga: Rekor Suhu Panas Ekstrem Terpecahkan Tahun Ini, Mesir Catatkan Hingga 50,9°C

Dukungan Pemerintah

Pemerintah Australia yang berpusat di kiri-tengah saat ini sedang meningkatkan proyek-proyek energi terbarukan. Sementara itu, oposisi koalisi mengusulkan pembangunan pembangkit nuklir sebagai pengganti energi berbasis batu bara pada tahun 2050, di negara yang saat ini melarang pembangkit nuklir.

Dukungan pemerintah terhadap SunCable menunjukkan komitmen untuk transisi menuju energi bersih dan berkelanjutan.

SunCable, yang dimiliki oleh miliarder Mike Cannon-Brookes, menganggap persetujuan ini sebagai "votasi kepercayaan" terhadap proyek mereka. Cannon-Brookes, yang juga merupakan pendiri perusahaan teknologi Atlassian dan aktivis lingkungan, percaya bahwa proyek ini tidak hanya layak secara finansial tetapi juga menarik bagi investor luar.

Cameron Garnsworthy, Direktur Utama SunCable Australia, menyatakan bahwa perusahaan akan fokus pada tahap perencanaan berikutnya untuk memajukan proyek menuju keputusan investasi akhir yang ditargetkan pada tahun 2027.

Selanjutnya: Peneliti IDEAS: Proyek Infrastruktur dan Hilirisasi Tak Signifikan Kurangi Kemiskinan

Menarik Dibaca: Bank DBS Indonesia Berkolaborasi dengan NAFAS Pasang 50 Sensor Udara




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024) Mudah Menagih Hutang

[X]
×