kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.444.000   1.000   0,07%
  • USD/IDR 15.340   65,00   0,42%
  • IDX 7.832   19,65   0,25%
  • KOMPAS100 1.193   8,54   0,72%
  • LQ45 967   7,57   0,79%
  • ISSI 228   1,17   0,52%
  • IDX30 493   4,42   0,90%
  • IDXHIDIV20 594   3,60   0,61%
  • IDX80 136   1,13   0,84%
  • IDXV30 139   0,76   0,55%
  • IDXQ30 165   1,38   0,84%

Rekor Suhu Panas Ekstrem Terpecahkan Tahun Ini, Mesir Catatkan Hingga 50,9°C


Rabu, 14 Agustus 2024 / 22:22 WIB
Rekor Suhu Panas Ekstrem Terpecahkan Tahun Ini, Mesir Catatkan Hingga 50,9°C
ILUSTRASI. Tahun 2024 mencatat sejumlah rekor suhu yang belum pernah terjadi sebelumnya di berbagai belahan dunia.. REUTERS/Anushree Fadnavis


Sumber: The Guardian | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun 2024 mencatat sejumlah rekor suhu yang belum pernah terjadi sebelumnya di berbagai belahan dunia.

Dengan 15 rekor suhu nasional yang pecah dan lebih dari 130 rekor suhu bulanan baru, serta ribuan rekor lokal yang terdaftar dari Kutub Utara hingga Pasifik Selatan, situasi ini menunjukkan perubahan iklim yang semakin intens. 

Rekor Suhu Nasional yang Pecah

Menurut Maximiliano Herrera, seorang sejarawan iklim berpengaruh, ada 15 rekor suhu nasional yang telah pecah sejak awal tahun ini. Selain itu, 130 rekor suhu bulanan juga telah terlampaui, dengan ribuan rekor lokal tercatat dari stasiun pemantauan di seluruh dunia.

Jumlah rekor yang terpecahkan dalam enam bulan pertama tahun ini menunjukkan besarnya frekuensi cuaca ekstrem.

Baca Juga: Kerugian Akibat Perubahan Iklim Indonesia Berpotensi Tembus Rp 123 triliun pada 2050

Kasus Rekor Tertinggi:

  • Mesir: Pada 7 Juni 2024, Mesir mencatat suhu tertinggi nasional sebesar 50,9°C di Aswan.
  • Laos: Pada bulan Mei 2024, Laos mencapai suhu baru sebesar 43,7°C di Tha Ngon.
  • Ghana: Pada 1 Mei 2024, Ghana mencatat suhu tertinggi baru sebesar 44,6°C di Navrongo.

Penyebab dan Dampak Fenomena Suhu Ekstrem

Rekor suhu ekstrem yang terjadi dapat dikaitkan dengan kombinasi pemanasan global akibat aktivitas manusia dan fenomena alami seperti El Niño. Walaupun El Niño, yang merupakan pemanasan permukaan Lautan Pasifik tropis, telah menurun sejak Februari tahun ini, dampak dari pemanasan global tetap signifikan.

Pemanasan global disebabkan oleh pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan emisi gas rumah kaca lainnya. Meskipun El Niño, yang menyebabkan suhu permukaan laut meningkat, telah berkurang, efeknya tetap terasa. Pemanasan global berkontribusi besar terhadap frekuensi dan intensitas suhu ekstrem yang kita saksikan saat ini.

Peningkatan suhu malam hari yang tinggi, yang sering kali mengganggu waktu pemulihan manusia dan ekosistem, merupakan salah satu dampak signifikan dari suhu ekstrem. Contohnya, di Yueyang, Cina, pada akhir Juli 2024, suhu malam hari mencapai 32°C dengan kelembapan yang sangat tinggi.

Baca Juga: NASA Sebut Bumi Telah Alami Suhu Terpanasnya pada Juli 2024!

Efek Kesehatan

Suhu ekstrem dapat menyebabkan masalah kesehatan serius seperti heatstroke, dehidrasi, dan gangguan tidur. Kondisi ini mempengaruhi kualitas hidup, produktivitas kerja, dan kesehatan secara keseluruhan.

Suhu ekstrem juga mempengaruhi ekosistem global, termasuk pencairan es, penurunan lapisan es laut, dan kenaikan permukaan laut. Penurunan lapisan es dan percepatan pemanasan lautan adalah dampak yang terlihat jelas dari perubahan iklim ini.

Penyebaran geografis dari rekor suhu ekstrem ini sangat luas. Dari Meksiko hingga Kepulauan Cocos di Australia, hampir setiap wilayah di dunia mengalami suhu tertinggi baru. Contohnya, Meksiko mencatat suhu tertinggi 52°C di Tepache pada 20 Juni, sedangkan Kepulauan Cocos mencatat suhu tertinggi 32,8°C pada 28 Februari dan 7 April.

Berikut adalah ringkasan rekor cuaca yang terpecahkan pada tahun ini:

  • 28 Februari: Pulau Cocos mencatat suhu tertinggi sepanjang masa sebesar 32,8°C. Suhu ini juga tercatat pada 29 Februari dan 7 April.
  • 6 Maret: Kosta Rika mencetak rekor nasional baru dengan suhu 41°C di Cerro Huacalito. Rekor ini kemudian terpecahkan dengan suhu 41,5°C pada 23 Maret di lokasi yang sama.
  • 12 Maret: Komoro mencatat rekor nasional baru dengan suhu 36,2°C di bandara Hahaya.
  • 13 Maret: Kongo mencatat rekor nasional baru dengan suhu 39,6°C di Impfondo.
  • 24 Maret: Maladewa mencetak rekor nasional baru dengan suhu 35,1°C di Hanimadhoo, yang juga tercatat pada 11 April.
  • 31 Maret: Togo mencetak rekor nasional baru dengan suhu 44°C di Mango.
  • 3 April: Mali mencetak rekor nasional baru dengan suhu 48,5°C di Kayes.
  • 10 April: Belize mencatat rekor nasional baru dengan suhu 42,3°C di Barton Creek, yang kemudian diikat kembali pada 17 Mei di Chaa Creek.
  • 24 April: Chad mengikat rekor nasionalnya dengan suhu 48°C di Faya, yang juga tercatat pada 5 Juni.
  • 27 April: Kamboja mencatat rekor nasional baru dengan suhu 42,8°C di Preah Viehar dan Svay Leu.
  • 1 Mei: Ghana mencatat rekor nasional baru dengan suhu 44,6°C di Navrongo.
  • 1 Mei: Laos mencatat rekor nasional baru dengan suhu 43,7°C di Tha Ngon.
  • 29 Mei: Palau mengikat rekor nasionalnya dengan suhu 35°C di Bandara Internasional Babelthuap. Suhu ini kemudian terpecahkan dengan 35,6°C pada 2 Juni.
  • 7 Juni: Mesir mencatat rekor nasional baru dengan suhu 50,9°C di Aswan.
  • 20 Juni: Meksiko mengikat rekor nasionalnya dengan suhu 52°C di Tepache.




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×