Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Gelombang Badai
Pada puncak intensitas Ragasa pada hari Senin, kecepatan angin maksimum di dekat pusat badai mencapai 260 kpj (162 mph), menjadikannya badai Kategori 5 terkuat di dunia pada tahun 2025.
Topan tersebut telah sedikit melemah sejak saat itu, tetapi masih mampu menimbulkan malapetaka di pesisir Tiongkok yang padat penduduk sebagai topan Kategori 4. Pihak berwenang Tiongkok telah mengaktifkan langkah-langkah pengendalian banjir di beberapa provinsi selatan, memperingatkan hujan lebat mulai Selasa malam.
Lebih dari 10 kota di Guangdong, termasuk pusat teknologi Shenzhen dan kota pesisir Zhuhai, telah menangguhkan pekerjaan, layanan transportasi, dan sekolah karena peringatan gelombang badai dan gelombang tinggi.
Pusat Prakiraan Lingkungan Tiongkok menyatakan bahwa perairan pesisir di lepas pantai Guangdong akan dilanda gelombang besar hingga sangat dahsyat dengan ketinggian hingga tujuh meter (21 kaki).
Pihak berwenang di Shenzhen telah menyiapkan lebih dari 800 tempat penampungan darurat, sementara di distrik Nanshan, tim-tim sedang memotong cabang-cabang pohon dengan gergaji mesin di sepanjang jalan utama sebagai persiapan menghadapi topan.
Tonton: Trump Kenakan Tarif 32% untuk Indonesia, Akankah Jadi Badai Bagi Market?
"Hanya pohon yang besar-besar yang berisiko. Kami akan bekerja sepanjang sore di seluruh distrik," kata seorang pekerja bermarga Zhang, dikelilingi tumpukan kayu dari balik area trotoar yang diberi garis polisi.
Warga di pusat perjudian terbesar di dunia, Makau, juga bersiap menghadapi dampak yang signifikan. Semua kasino di sana akan terpaksa tutup pada pukul 17.00. (09.00 GMT) ketika bekas koloni Portugis tersebut menaikkan sinyal topannya menjadi 8.
Pemerintah Taiwan telah mengevakuasi lebih dari 7.600 orang dari wilayah pegunungan di selatan dan timur, sementara gangguan transportasi berlanjut untuk hari kedua pada hari Selasa dengan 273 penerbangan dibatalkan dan beberapa layanan kereta api ditangguhkan.