Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - Ribuan panel surya membentang di atas ladang seluas 248 hektare di Datong County, China Utara. Jika memiliki kesempatan untuk terbang di atasnya, Anda akan melihat dua panda raksasa.
Ya, dua panda raksasa. Ribuan panel surya yang merupakan pembangit listrik berkapasitas 100 megawatt itu membentuk dua panda raksasa, hewan asli Tiongkok.
Panda Green Energy, perusahaan yang membangun ladang panel surya tersebut, menganggapnya sebagai citra harta nasional China. Dan, tak hanya di dalam negri, China juga memiliki banyak ladang tenaga surya di negara lain seluruh dunia.
Baca Juga: Xurya Daya Indonesia targetkan pemasangan panel surya 10 MW hingga akhir tahun ini
Bahkan, jika ladang panel surya itu menghasilkan listrik sekaligus, maka bisa memasok kebutuhan seluruh Inggris. Pembangkit listrik tenaga surya terbesar di dunia saat ini berada di Gurun Tengger, China, dengan kapasitas lebih dari 1.500 megawatt.
Melansir BBC, menurut Badan Energi Internasional (IEA), lebih dari 60% panel surya di dunia merupakan buatan China. Beberapa ladang panel surya raksasa saat ini juga tengah China bangun di seluruh dunia, dengan India mendapat porsi banyak.
Panda Green Energy bahkan memiliki Program 100 Panda yang bertujuan untuk membangun ladang-ladang panel surya di negara lain. Uniknya, desain dari ladang-ladang tersebut tetap harus memperlihatkan simbol panda.
Contoh, ladang panel surya yang Panda Green Energy bangun di Fiji membentuk panda dan rugby. Sementara di Kanada, ladang panel surya mereka membentuk panda dan daun maple khas Kanada.
Tapi, Program 100 Panda bukan tanpa masalah. Kelak, pembangkit listrik tenaga surya raksasa berupa ladang panel surya akan membawa efek mengerikan di masa depan.
Dampak mengerikan itu adalah limbah panel surya. Sebab, panel-panel surya hanya bisa bertahan sekitar 30 tahun, setelah itu harus diuraikan.
Baca Juga: Sumber Energi serahkan PLTS Rooftop kepada FTTM-ITB sebagai bagian kerjasama
Masalahnya, bukan perkara gampang untuk mendaur ulang panel surya lantaran mengandung bahan kimia berbahaya seperti asam sulfat. Nah, China bakal mengalami ledakan limbah panel surya tiba-tiba pada 2040 mendatang, dan saat ini tidak ada solusi untuk masalah itu.
Memang, mungkin limbah panel surya bukan masalah yang sangat serius semacam limbah nuklir. Tetapi, tetap menjadi masalah ketika tidak memastikan ladang tenaga surya raksasa ini tak menerapkan teknologi hijau ramah lingkungan.
Penulis: Muflika Nur Fuaddah
Artikel ini telah tayang di Intisari.grid.id dengan judul "Bangun Ladang Surya Terbesar di Dunia, China Akan Mengalami Efek Mengerikan Ini di Masa Depan"