Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Bank Dunia menawarkan bantuan teknis kepada China untuk membantu memerangi epidemi virus corona baru, tetapi tidak ada pinjaman baru untuk sektor kesehatan.
Presiden Bank Dunia David Malpass kepada Reuters, Senin (10/2), mengatakan, lembaganya sedang bekerja dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk membantu China.
Bantuan itu termasuk menawarkan saran tentang krisis kesehatan. Tapi, Bank Dunia tidak merencanakan bantuan keuangan apa pun karena China memiliki sumber daya yang cukup.
Baca Juga: Tekan efek virus corona, Malaysia siapkan paket stimulus
"Kita semua berharap cara yang cepat untuk mengatasi virus corona di China," katanya. "Kami telah menawarkan bantuan teknis di bidang kesehatan, sanitasi, dan kebijakan penyakit".
Berdiri setelah Perang Dunia II untuk membangun kembali Eropa, Bank Dunia memiliki aset senilai US$ 470 miliar dan China ada di antara peminjam terbesarnya, US$ 14,8 miliar sejak 2011.
Cina juga merupakan pemegang saham Bank Dunia terbesar ketiga, setelah Amerika Serikat (AS) dan Jepang. Saat ini, China memiliki cadangan devisa mencapai US$ 3,115 triliun.
Baca Juga: Waspada! Puncak wabah virus corona terjadi pertengahan bulan ini
"China memiliki cadangan yang besar, dan pinjaman baru tidak kami pertimbangkan saat ini," ujar Malpass, yang juga mantan pejabatĀ keuangan Pemerintahan Presiden AS Donald Trump.
Menurut Malpass, wabah virus corona baru adalah tantangan kesehatan masyarakat yang sangat besar bagi China dan seluruh dunia. Kareana itu, ia menyerukan tindakan terkoordinasi yang berkelanjutan.
Malpass mengatakan, para ahli Bank Dunia sedang berdiskusi dengan pihak berwenang China dan bisa memberikan bantuan segera untuk pengawasan penyakit, keamanan pangan, dan analisis dampak wabah terhadap ekonomi Tiongkok.
Baca Juga: WHO: Virus corona baru ancaman sangat besar bagi seluruh dunia
Tapi, sumber Reuters di perbankan China mengungkapkan, lebih dari 300 perusahaan di Tiongkok, mulai layanan pengiriman makanan hingga pembuat ponsel pintar, mencari pinjaman lebih dari US$ 8,2 miliar untuk mengurangi dampak virus corona.
Seorang ekonom Pemerintah China memperkirakan, pertumbuhan ekonomi China akan melambat menjadi 5% bahkan di bawah itu pada kuartal satu tahun ini akibat wabah virus yang sudah membunuh lebih dari 1.000 orang itu.