Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Penjamin emisi obligasi negara dan lokal, Bank of America Corp memproyeksikan dapat menjual surat utang senilai US$ 400 miliar pada 2024. Proyeksi penjualan surat utang Bank of America tesebut naik sedikit dari perkiraan tahun ini.
Hingga saat ini, total penjualan surat utang negara bagian dan kota telah mencapai US$ 273 miliar atau turun 8% dari periode yang sama tahun lalu. Padahal, tahun lalu para ahli menargetkan bisa mencapai rekor baru.
Pada Oktober 2022, Bank of America memperkirakan penjualan murni untuk tahun ini sebesar US$ 500 miliar. Pada musim semi tahun 2023, angka tersebut berhasil dipangkas menjadi US$ 400 miliar.
Baca Juga: Bangun Kekayaan dari Nol ala Warren Buffett, Salah Satunya Berpikir Jangka Panjang
Maklum, bank kala itu optimistis penerbitan surat utang daerah tahunan akan kembali tumbuh setelah pandemi. Hanya saja, suku bunga yang lebih tinggi dan penerimaan pajak yang kuat mendorong pemerintah untuk menunda pinjaman.
Jika laju penerbitan saat ini terus berlanjut, dengan rata-rata penjualan murni jangka panjang senilai US$ 30 miliar setiap bulannya, maka penjualan akan mencapai sekitar US$ 350 miliar untuk setahun penuh. Tingkat penjualan sebesar itu akan mewakili penurunan penerbitan selama dua tahun berturut-turut, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg.
“Lingkungan pasar dan tingkat imbal hasil selalu menjadi variabel penting ketika kami membuat perkiraan penerbitan obligasi,” kata para ahli strategi dalam laporannya dikutip dari Bloomberg, Minggu (8/10).
Baca Juga: 6 Teknik Warren Buffett untuk Membangun Kekayaan dari Nol
Pada tahun 2024, para ahli strategi memperkirakan sekitar US$ 300 miliar penjualan obligasi untuk proyek-proyek baru, mewakili peningkatan sekitar 4,5%, yang merupakan tingkat pertumbuhan yang lebih rendah dibandingkan tahun-tahun sebelum tahun 2022.
Mereka mengatakan bahwa hal ini mencerminkan tingkat suku bunga yang tinggi selama paruh pertama tahun 2024 dan tingkat bunga yang rendah.
Para ahli strategi juga memperkirakan penjualan obligasi sebesar US$ 100 miliar untuk membayar utang dengan suku bunga yang lebih tinggi pada tahun 2024.
Mereka mencatat bahwa volume refinancing akan dipengaruhi oleh The Fed, seperti kapan bank sentral mulai memotong suku bunga dan seberapa besar dampaknya.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Naik ke Level Tertinggi 10 Bulan pada Rabu (13/9)
“Peralihan dari pengetatan ke pelonggaran pada tahun 2024 akan mendorong reli pasar murni yang cukup baik dan akan berlanjut sepanjang tahun,” kata mereka dalam laporan tersebut.