kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank online milik Jack Ma genjot kredit hingga US$ 282 miliar saat pandemi


Rabu, 06 Mei 2020 / 06:27 WIB
Bank online milik Jack Ma genjot kredit hingga US$ 282 miliar saat pandemi


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Kejatuhan ekonomi China karena pandemi virus corona Covid 19 membuat jutaan usaha kecil di China kehabisan uang tunai. Tak terkecuali platform pinjaman online yang dimiliki miliarder asal China Jack Ma, MYBank. 

Di pertengahan Februari 2020, saat wabah virus corana memasuki masa puncak di China, MYbank harus memutuskan akan mengurangi atau tetap memberikan pinjaman. Setelah maraton meeting selama dua hari di masa isolasi mandiri, para eksekutif perusahaan sepakat dengan 25 bank mitra tentang strategi yang berpotensi berisiko. Yakni memangkas suku bunga dan tetap megguyurkan kredit bahkan lebih besar dari sebelumnya.

MYbank sekarang mengeluarkan pinjaman baru CNY 2 triliun setara dengan US$ 282 miliar. Ini adalah rekor pemberian pinjaman untuk perusahaan kecil dan menengah tahun ini atau naik hampir 18% dari 2019. "Dalam menghadapi wabah virus, kami belum menurunkan target bisnis," kata Jin Xiaolong, Presiden MYBank seperti dikutip Bloomberg.

Baca Juga: Perkuat bisnis cloud, Alibaba investasi US$ 28 miliar

Lonjakan pinjaman sejalan dengan upaya pemerintah China untuk menghidupkan kembali ekonomi terbesar kedua dunia dari kemerosotan yang disebabkan oleh pandemi virus corona Covid 19. Ini memang cukup berisiko bagi MYbank dan pemegang saham terbesarnya, Ant Financial. 

Sebab krisis kali ini membuat algoritma pinjaman MYbank menjadi kacau. Pembayaran real-time dan data lainnya untuk mengevaluasi peminjam yang seringkali tidak memiliki jaminan dan sejarah kredit pun telah diabaikan. Jumlah pinjaman yang meningkat berpotensi menyebabkan gagal bayar dan membebani Ant Financial hingga US$ 150 miliar. Bahkan ini bisa menghambat rencana untuk melakukan penawaran umum perdana alias initial public offering (IPO). 

"Model ini belum diuji dalam siklus kredit penuh," kata Wang Haimei, analis perusahaan riset WDZJ yang memiliki spesialisasi dalam pinjaman online.




TERBARU

[X]
×