Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Bank Sentral China menambah cadangan emasnya untuk bulan kedua pada Desember 2024. Hal ini menandakan minat baru setelah menghentikan sementara pembelian tahun lalu karena harganya yang melonjak.
Mengutip Bloomberg, menurut data yang dirilis Selasa (7/1/2024), harga emas batangan yang dipegang oleh Bank Sentral China naik menjadi 73,29 juta troy ons pada bulan Desember, dari 72,96 juta pada bulan sebelumnya.
Bank sentral melanjutkan penambahan cadangan emasnya pada bulan November setelah jeda selama 6 bulan.
Pembelian tersebut menunjukkan PBOC masih ingin mendiversifikasi cadangannya bahkan pada saat harga emas berada pada level yang secara historis mahal.
Reli logam mulia ke rekor pada tahun 2024 didukung oleh pelonggaran moneter di AS, permintaan safe haven, dan pembelian berkelanjutan oleh bank sentral global.
Namun, reli tersebut mereda setelah kemenangan Donald Trump dalam pemilihan umum AS yang mengangkat dolar.
Baca Juga: Update Grafik Harga Emas Antam, Hari Ini Kemana Bergerak? (7 Januari 2025)
Melansir Kitco.com, investor dan analis memantau dengan saksama aksi bank sentral Tiongkok, karena pembeliannya telah menjadi pendorong penting kenaikan harga emas ke titik tertinggi sepanjang masa berturut-turut pada tahun 2024.
Minat bank sentral yang kuat terhadap logam mulia juga bertepatan dengan permintaan yang belum pernah terjadi sebelumnya di antara konsumen Tiongkok, yang secara signifikan lebih besar daripada minat yang lebih lemah dari investor Barat.
“Jelas bahwa ETF emas menjadi kurang signifikan bagi tren harga emas. Sebaliknya, pembelian emas oleh bank sentral telah tumbuh jauh lebih berpengaruh selama tiga tahun terakhir,” kata Carsten Fritsch, Analis Logam Mulia di Commerzbank.
Ke depannya, para analis memperkirakan PBOC akan melanjutkan akuisisi emasnya sebagai bagian dari upaya mereka untuk melakukan diversifikasi dari dolar AS dan memperkuat kredibilitas yuan di mata uang internasional.
Tonton: Resmi, Pegadaian Dapat Izin Sebagai Bank Emas Pertama Di Indonesia
Namun, terlepas dari pembelian baru-baru ini, emas masih hanya menyumbang sekitar 5% dari total cadangan devisa Tiongkok.
“Bank sentral Tiongkok kemungkinan akan terus mengalihkan cadangannya senilai US$ 3 triliun ke emas. Logam tersebut hanya menyumbang sekitar 5% dari total cadangan, dibandingkan dengan 9,3% untuk bank sentral India, dan bahkan lebih banyak lagi untuk Bank of England atau Bank Sentral Eropa,” tulis Hamad Hussain, Asisten Ekonom Iklim dan Komoditas di Capital Economics, dalam sebuah laporan bulan lalu.
Bloomberg melaporkan, awal minggu ini, Goldman Sachs Group Inc menunda perkiraan kapan emas akan mencapai $3.000 per ons, dengan alasan ekspektasi akan lebih sedikit pemotongan suku bunga oleh Fed pada tahun 2025.