Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - SHANGHAI. Bank sentral China mempertahankan suku bunga acuannya pada Kamis (18/9/2025). Otoritas tampaknya tidak terburu-buru melonggarkan kebijakan moneter meskipun Federal Reserve AS memutuskan untuk menurunkan suku bunga.
Mengutip Reutes, Kamis (18/9/2025), ekspor yang tangguh dan reli pasar saham yang tajam memungkinkan para pembuat kebijakan untuk menahan stimulus baru, menurut para pengamat pasar, bahkan dengan perlambatan ekonomi yang lebih luas.
"Meskipun ekonomi melambat seperti yang diperkirakan, besarnya perlambatan tampaknya tidak sebesar yang kami asumsikan," kata Hui Shan, kepala ekonom China di Goldman Sachs, dalam sebuah catatan.
Baca Juga: Jurus Bank Sentral China Perkuat Yuan: Swap Raksasa dengan Eropa!
"Detail data aktivitas bulan Agustus dan kondisi lapangan menunjukkan bahwa ketahanan ekspor China kemungkinan akan bertahan, dan pemerintah China mungkin akan mengalihkan beberapa dukungan kebijakan yang direncanakan dari tahun ini ke tahun depan."
People's Bank of China (PBOC) menyuntikkan dana 7 day reverse repo senilai 487 miliar yuan (US$ 68,56 miliar) melalui operasi pasar terbuka pada hari Kamis, mempertahankan suku bunga tetap di 1,40% dari operasi sebelumnya.
Suku bunga 7 day reverse repo sekarang berfungsi sebagai suku bunga kebijakan utama perekonomian.
Meskipun data China baru-baru ini suram, Ting Lu, kepala ekonom China di Nomura, yakin stimulus besar dapat berisiko memicu gelembung saham, tetapi mengatakan bank sentral mungkin akan menurunkan suku bunga sebesar 10 basis poin dalam beberapa minggu mendatang jika pasar terkoreksi.
Pasar saham China sedang naik daun, dengan Indeks Komposit Shanghai berada di dekat level tertingginya dalam 10 tahun.
Beberapa analis juga melihat peluang pelonggaran moneter akhir tahun ini untuk memastikan ekonomi terbesar kedua di dunia ini tetap berada di jalur yang tepat untuk memenuhi target pertumbuhan tahun ini sekitar 5%.
Baca Juga: Bank Sentral China Terus Borong Emas, Mengapa?
"Masih ada peluang pelonggaran di kuartal keempat," kata Xing Zhaopeng, ahli strategi senior China di ANZ.
"Perlambatan pertumbuhan saat ini belum cukup untuk melemahkan target pertumbuhan tahunan sekitar 5,0%. Rencana Lima Tahun ke-15 dan reformasi struktural jangka panjang tetap menjadi prioritas utama. Setelah Sidang Pleno Keempat, fokus kebijakan mungkin akan beralih kembali ke pertumbuhan jangka pendek."
Para pemimpin tertinggi China akan mengadakan sidang pleno keempat pada bulan Oktober.
(US$ 1 = 7,1033 yuan China)