Sumber: Yonhap,Yonhap | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Badai kasus virus corona (Covid-19) yang melanda India membuat sejumlah negara berlomba-lomba untuk memberikan bantuan. Setelah Amerika Serikat (AS), Jerman hingga Arab Saudi berjanji akan memberikan bantuan medis ke India, Korea Selatan pun menawarkan bantuan serupa.
Kementerian Luar Negeri Korea Selatan mengungkapkan rencananya untuk memberikan bantuan berupa konsentrator oksigen hingga peralatan diagnostik Covid-19 ke India.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Korea Selatan Choi Young-sam mengatakan, kementerian saat ini berusaha mengirimkan barang-barang tersebut menggunakan jalur diplomatik.
Kementerian juga berencana untuk segera memulai konsultasi dengan India untuk membahas penyediaan bantuan kemanusiaan yang nilainya mencapai jutaan dolar AS tersebut.
"Dari sudut pandang kemanusiaan, Korea Selatan telah memutuskan untuk memberikan barang-barang karantina dan kesehatan masyarakat ke India, tempat Covid-19 menyebar dengan cepat," kata Choi.
Selain memberikan bantuan kemanusiaan, kini Korea Selatan sedang berusaha untuk memulangkan warganya yang berada di India. Sebelumnya, pemerintah dituding melakukan pembatasan penerbangan tidak terjadwal yang membuat warga Korsel di India sulit untuk kembali ke negaranya.
Baca Juga: Presiden Korea Selatan siap melanjutkan kembali dialog dengan Korea Utara
Asal tahu saja, penerbangan reguler antara Korea Selatan dan India sudah ditangguhkan sejak bulan Maret lalu karena penyebaran virus corona. Sejak itu, hanya penerbangan tak terjadwal yang dioperasikan antara kedua negara.
Tetapi pada hari Sabtu, otoritas pemerintahan mulai membatasi operasi penerbangan tidak terjadwal juga, karena India telah mencetak rekor kasus harian baru lebih dari 300.000 infeksi. Langkah tersebut memicu kekhawatiran di antara warga Korea Selatan di India, yang telah menunggu penerbangan mereka untuk pulang.
Saat ini, sekitar 10.000 warga Korea Selatan berada di India, termasuk 5.000 di Chennai dan 4.000 di New Delhi. Hingga Senin, 114 dari mereka telah tertular virus, dengan 37 masih dirawat, menurut kementerian.