kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.909.000   -24.000   -1,24%
  • USD/IDR 16.180   44,00   0,27%
  • IDX 7.926   -4,80   -0,06%
  • KOMPAS100 1.113   -4,97   -0,44%
  • LQ45 822   -4,47   -0,54%
  • ISSI 267   0,62   0,23%
  • IDX30 425   -2,17   -0,51%
  • IDXHIDIV20 489   -2,04   -0,42%
  • IDX80 123   -0,77   -0,62%
  • IDXV30 127   -0,74   -0,57%
  • IDXQ30 137   -1,00   -0,72%

Bapak AI Sebut Kecerdasan Buatan Perlu Naluri Keibuan Agar Tidak Melawan Manusia


Jumat, 15 Agustus 2025 / 11:32 WIB
Bapak AI Sebut Kecerdasan Buatan Perlu Naluri Keibuan Agar Tidak Melawan Manusia
ILUSTRASI. Pelopor kecerdasan buatan Geoffrey Hinton berbicara di Thomson Reuters Financial and Risk Summit di Toronto, 4 Desember 2017. REUTERS/Mark Blinch


Sumber: foxnews,Forbes | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - Geoffrey Hinton, tokoh penting dalam dunia kecerdasan buatan yang dijuluki "Godfather of AI" atau Bapak AI, meyakini bahwa mesin akan segera melampaui manusia.

Dalam wawancara dengan Forbes Magazine yang dikutip Fox News pada 13 Agustus 2025, Hinton menganjurkan agar "naluri keibuan" harus ditambahkan ke dalam sistem untuk memastikan AI merawat dan melindungi manusia.

Hinton percaya, jenis AI yang dapat menyamai atau bahkan melampaui kemampuan manusia bisa saja terwujud dalam beberapa tahun saja, jauh lebih cepat dari perkiraannya sebelumnya yang menyebutkan 30 hingga 50 tahun.

"Mereka akan jauh lebih pintar dari kita. Bayangkan Anda bertanggung jawab atas taman bermain anak-anak berusia 3 tahun, dan Anda bekerja untuk mereka. Tidak akan sulit bagi mereka untuk berada di dekat Anda jika mereka lebih pintar," kata ilmuwan komputer asal Kanada tersebut.

Terkait peningkatan kemampuan itu, Hinton menggarisbawahi bahwa bahwa AI memiliki kemampuan unik untuk belajar secara kolektif, yang berarti mesin dapat secara signifikan melampaui kemajuan manusia.

Baca Juga: Makin Populer, ChatGPT Menuju 700 Juta Pengguna per Pekan

Menambahkan Naluri Keibuan

Ilustrasi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI)

Kekhawatiran akan potensi AI yang melawan kehendak manusia juga muncul dalam benak Hinton. Menurutnya, para peneliti harus memprioritaskan penciptaan AI yang benar-benar peduli terhadap manusia, alih-alih hanya berfokus pada mempertahankan kendali.

Sebagai solusi, sang Bapak AI ini menyarankan agar para peneliti menciptakan "naluri keibuan" untuk disuntikkan ke dapan setiap model AI yang mereka ciptakan.

"Kita membutuhkan ibu AI daripada asisten AI. Asisten adalah seseorang yang bisa dipecat. Untungnya, kamu tidak bisa memecat ibumu," kata Hinton.

Baca Juga: Lansia di AS Gunakan Chatbot AI untuk Temani Masa Tua

Terlepas dari kekhawatiran itu, Hinton tetap yakin bahwa AI dapat memberikan manfaat dalam industri perawatan kesehatan. 

Dalam penggunaan yang tepat, AI dapat mempercepat diagnosis pasien, mengembangkan obat yang lebih tepat sasaran, dan menyesuaikan perawatan.

Hinton adalah tokoh pentin dalam perkembangan AI. Dirinya bekerja di Google selama lebih dari satu dekade dan bertanggung jawab atas terobosan teknologi pada tahun 2012 yang menjadi fondasi AI masa kini seperti ChatGPT. 

Pada tahun 2023, Hinton mengundurkan diri sebagai insinyur Google. Salah satu alasannya adalah untuk memperingatkan bahaya pengembangan AI lebih lanjut.

Tonton: Warga Ingin Lengserkan Bupati Pati, Kader Partai Gerindra, Ini Respon Prabowo

Selanjutnya: Tier List Dragon Raja: ReRise, inilah Daftar Karakter yang Wajib Diincar

Menarik Dibaca: Promo Hypermart Beli Banyak Lebih Hemat 15-21 Agustus 2025, Rapika Beli 1 Gratis 1




TERBARU
Kontan Academy
Mengelola Tim Penjualan Multigenerasi (Boomers to Gen Z) Procurement Strategies for Competitive Advantage (PSCA)

[X]
×