Sumber: CNBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
NEW YORK. Penulis buku Gloom, Boom & Doom, Marc Faber menilai, aset-aset Amerika Serikat diprediksi akan tertekan untuk jangka panjang. Pasalnya, investor mempertimbangkan dampak psikologis dari perintah eksekutif anti-imigran yang baru saja ditandatangani Donald Trump Jumat (27/1) lalu.
"Setiap orang yang memiliki otak, yang sebelumnya menilai dovish aset-aset AS, sekarang akan mempertimbangkan kembali AS sebagai safe haven di bawah kecemasan baru. Yakni, kebijakan proteksionisme Trump dapat menyebabkan mereka bisa kehilangan akses," kata Faber yang juga dikenal sebagai Bapak Kiamat ini.
Kebijakan baru Trump memberlakukan pelarangan masuk untuk periode 90 hari ke AS bagi individu dari tujuh negara yang mayoritas penduduknya beragama muslim.
Trump sendiri dengan tegas mempertahankan kebijakannya pada Minggu (29/1), dengan mengatakan bahwa Amerika merupakan "negara yang bangga akan imigran", dan perintah eksekutif yang dikeluarkannya sangat tegas karena menyangkut keamanan nasional dan bukan agama.
Namun, menurut Faber, akibat dari dampak tersebut akan berlangsung untuk jangka panjang.
"Saya rasa kebijakan pelarangan bepergian (travel ban), secara psikologis, akan memberikan dampak negatif untuk jangka panjang terhadap dollar dan aset AS," paparnya.
Faber merujuk pada defisit pedagangan dan defisit neraca berjalan yang semakin membengkak. Kondisi itu akan membuat investor menjauhi aset-aset AS yang sudah naik tinggi sejak pemilu AS pada November lalu. Sekadar mengingatkan, pada Rabu lalu, indeks Dow Jones menembus level 20.000 untuk pertama kalinya dalam sejarah.
Faber menyebut tahun 2017 merupakan tahun yang penuh dengan kekecewaan. Faber bahkan memiliki pandangan berbeda dengan konsensus market dan mengatakan agar investor segera melepas dollar AS dan saham AS, serta kembali masuk ke emerging market.
"Memasuki 2017, konsensus market adalah inflasi akan naik...dan jika Anda ingin overweight terhadap market AS...namun proteksionisme, saya jamin, tidak akan bagus bagi AS," jelasnya.