Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
NEW YORK. Untuk pertama kalinya, wasit pasar modal Amerika Serikat atau dikenal dengan nama Securities and Exchange Commission (SEC) bertindak galak terhadap pemain di bursa tertutup atawa dark pool.
Awal pekan ini, SEC mewajibkan Barclays Plc dan Credit Suisse Group membayar denda senilai total US$ 154,3 juta. Lebih rinci, Barclays setuju membayar denda US$ 70 juta. Sementara Credit Suisse merogoh US$ 84,3 juta.
Keduanya terbukti melanggar aturan main dark pool. SEC mengungkapkan, Barclays menyesatkan klien dengan memberikan informasi tentang bagaimana sistem memantau perdagangan frekuensi tinggi.
Sementara Credit Suisse secara sistematis memindahkan transaksi klien ke dark pool tapi mengatakan ke klien bahwa tidak memprioritaskan salah satu platfrom perdagangan.
"Kasus ini menandai kemenangan besar pertama terhadap kecurangan di bursa tertutup. Kami akan terus memberantas kecurangan di dark pool,” ujar Jaksa Agung New York Eric Schneiderman seperti dikutip Bloomberg, Senin (1/2).
Dokumen SEC menyatakan, Barclays mengakui telah menyesatkan investor dan melanggar aturan. Barclays juga setuju untuk menunjuk konsultan atau pihak ketiga untuk mengawasi bisnis dark pool.
Sebaliknya, Credit Suisse, menolak mengakui telah melanggar aturan. SEC membuktikan, dua platform bursa tertutup Credit Suisse yakni Crossfinder dan Light Pool terbukti melanggar aturan.
Dan Mathisson, petinggi Credit Suisse yang mengepalai sistem perdagangan elektronik dikabarkan hengkang dari bank tersebut pasca putusan SEC ditetapkan. " Mathisson efektif berhenti dari Credit Suisse di akhir bulan Februari," bisik sumber Bloomberg.
Asal tahu saja, denda ini merupakan denda terbesar yang pernah dikenakan SEC dalam kasus dark pool. SEC menuntut Barclays sejak Juni 2014. Sebelumnya, Investment Technology membayar denda US$ 20,3 juta di Agustus 2015, sementara UBS Group terkena denda US$ 14,4 juta pada Januari 2015.
Transaksi saham di dark pool mencapai 20% dari total transaksi di bursa AS. Dark pool mirip crossing saham di pasar negosiasi. Yang berbeda, transaksi dalam jumlah besar ini tidak perlu membuka identitas pelaku.













