Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi pandemi covid-19 yang masih membayangi sepanjang tahun lalu tampaknya tak mempengaruhi proses pemulihan kinerja di sektor perbankan. Beberapa bank besar Asia tercatat masih mampu membukukan pertumbuhan laba di periode tersebut.
Terbaru, ada DBS yang mencatatkan rekor untuk kinerja labanya yang merupakan tertinggi dalam 7 tahun terakhir. Laba setahun penuh pemberi pinjaman terbesar di Singapura ini naik 44% ke rekor S$ 6,8 miliar didorong dengan pertumbuhan pinjaman yang meningkat 9%.
Meskipun secara kinerja tahunan mencatatkan hal positif, DBS mengatakan laba bersih untuk Oktober-Desember naik menjadi S$1,39 miliar setara US$1,03 miliar. Capaian tersebut 18% lebih rendah dari kuartal ketiga karena terkena penurunan 41% dalam pendapatan non-bunga.
Baca Juga: Ekonom BSI : Reli Harga Komoditas Energi Akan Berlanjut di 2022
Krishna Guha, seorang analis di Jefferies mengatakan bahwa sementara laba kuartal keempat bank sedikit di bawah perkiraan karena pendapatan non-bunga yang lebih rendah dari yang diharapkan, sedangkan pertumbuhan metrik pendapatan lainnya masih cukup positif.
"Kami menantikan tahun mendatang dengan neraca yang dikelola dengan hati-hati yang siap untuk mendapatkan keuntungan dari kenaikan suku bunga," kata CEO DBS Piyush Gupta yang menambahkan bahwa bank mengharapkan pertumbuhan pinjaman satu digit atau lebih baik tahun ini.
Bulan lalu, DBS juga mencapai kesepakatan untuk membayar S$ 956 juta untuk membeli bisnis konsumen Citigroup di Taiwan, karena menopang akuisisi regional untuk pertumbuhan listrik. Selain itu, ada juga Bangkok Bank yang masih membukukan kinerja ciamik. Perusahaan dan anak perusahaannya mencatat laba bersih sebesar 26.507 juta Baht atau naik 54,3% dari 2020.
Sementara itu, pendapatan bunga bersihnya naik sebesar 6,6% dari tahun lalu karena konsolidasi setahun penuh dari pendapatan bunga bersih Permata dan beban bunga yang lebih rendah yang dihasilkan dari manajemen biaya.
Pendapatan non-bunga juga naik 25,7% terutama disebabkan oleh peningkatan pendapatan jasa dan pendapatan bersih dari bisnis sekuritas, layanan terkait pinjaman, bancassurance dan reksa dana, bersama dengan peningkatan keuntungan pasar aset keuangan sesuai dengan lingkungan pasar.
Selain itu, bank tetap mempertahankan pendekatan kehati-hatian dengan menyisihkan kerugian kredit yang diharapkan sebesar 34,1 juta Baht untuk mengakomodasi ketidakpastian masa depan dari dampak wabah Covid-19, dengan tetap memantau situasi terkait varian Omicron dan potensi risiko yang timbul dari varian baru.
Bank-bank lain pun memang belum melaporkan kinerja keuangannya, namun tren positif tampaknya juga bakal terlihat dalam kinerja mereka. Mengingat, kinerja pada kuartal III tahun lalu juga sudah menunjukkan hasil positif.
Baca Juga: Cetak Kinerja Apik, Laba DBS Group Melonjak 44% di Tahun 2021
Misalnya, OCBC Bank yang terus bangkit kembali dari palung pandemi dengan mengalami peningkatan 19% yoy dalam laba bersih kuartal ketiga menjadi US$ 1,22 miliar. Angka tersebut juga melampaui estimasi rata-rata $ 1,19 miliar dari empat analis yang disurvei oleh Bloomberg.
Pendapatan bunga bersih naik 3% menjadi US$ 1,46 miliar di tengah peningkatan volume pinjaman rata-rata. Sementara, margin bunga bersih turun dua basis poin menjadi 1,52%.