kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.986.000   17.000   0,86%
  • USD/IDR 16.835   40,00   0,24%
  • IDX 6.679   65,44   0,99%
  • KOMPAS100 965   12,40   1,30%
  • LQ45 750   8,15   1,10%
  • ISSI 212   1,80   0,86%
  • IDX30 390   4,00   1,04%
  • IDXHIDIV20 468   2,84   0,61%
  • IDX80 109   1,41   1,31%
  • IDXV30 115   1,81   1,60%
  • IDXQ30 128   1,06   0,84%

Begini Cara Apple Redam Dampak Tarif Trump ke Penjualan iPhone di AS


Jumat, 25 April 2025 / 18:50 WIB
Begini Cara Apple Redam Dampak Tarif Trump ke Penjualan iPhone di AS
ILUSTRASI. Apple akan mengalihkan produksi iPhone untuk pasar AS ke India dari China dan ditargetkan pada akhir 2026


Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Apple menargetkan, untuk membuat sebagian besar iPhone-nya yang dijual di Amerika Serikat (AS), akan diproduksi di pabrik-pabrik di India pada akhir 2026. 

Kata sumber Reuters, Apple mempercepat rencana tersebut untuk mengatasi potensi tarif yang lebih tinggi di China, basis manufaktur utamanya.

Apple tengah mengadakan pembicaraan mendesak dengan produsen kontrak Foxconn dan Tata untuk mencapai tujuan tersebut, kata orang tersebut, yang menolak disebutkan namanya karena proses perencanaan tersebut bersifat rahasia.

Apple, Tata, dan Foxconn tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Apple menjual lebih dari 60 juta iPhone di AS setiap tahunnya, dengan sekitar 80% di antaranya dibuat di China. 

Baca Juga: Apple dan Meta Didenda Ratusan Juta Euro oleh Uni Eropa, Bakal Picu Kemarahan Trump?

Raksasa teknologi itu kini tengah berupaya memindahkan sebagian besar produksi ke India, kata sumber tersebut.

Apple telah meningkatkan produksi di India untuk mengalahkan tarif Presiden AS Donald Trump, dengan mengirimkan sekitar 600 ton iPhone senilai US$ 2 miliar ke AS pada bulan Maret. 

Pengiriman dari India tersebut menandai rekor bagi kedua kontraktornya, Tata dan Foxconn, dengan yang terakhir sendiri mencatatkan penjualan ponsel pintar senilai US$ 1,3 miliar, Reuters melaporkan minggu lalu.

Pada bulan April, pemerintah AS mengenakan, bea masuk sebesar 26% atas impor dari India, jauh lebih rendah daripada bea masuk yang lebih dari 100% yang dikenakan China saat itu. 

Washington sejak itu telah menghentikan sebagian besar bea masuk selama tiga bulan, kecuali untuk China.

Sejak itu, pemerintahan Trump mengisyaratkan keterbukaan untuk meredakan perang dagang antara dua ekonomi terbesar di dunia yang telah menimbulkan kekhawatiran akan resesi.

Financial Times pertama kali melaporkan tentang rencana Apple pada hari Jumat.

Baca Juga: Progres Investasi Pabrik Apple di Batam, BKPM: Mereka Sudah Beli Tanah

Seiring Apple mendiversifikasi manufakturnya di luar China, perusahaan telah memposisikan India untuk peran penting. 

Foxconn dan Tata, dua pemasok utama Apple di sana, memiliki tiga pabrik secara keseluruhan, dengan dua pabrik lagi yang sedang dibangun.

Selanjutnya: Perempuan Jadi Aktor Utama Transisi Energi di Indonesia

Menarik Dibaca: BINUS dan IAIS Rayakan Hari Kartini dengan Sorotan Peran Perempuan di Era AI



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×