kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.896.000   -8.000   -0,42%
  • USD/IDR 16.779   21,00   0,13%
  • IDX 6.369   106,29   1,70%
  • KOMPAS100 923   27,30   3,05%
  • LQ45 724   17,33   2,45%
  • ISSI 198   4,51   2,33%
  • IDX30 378   6,29   1,69%
  • IDXHIDIV20 458   7,62   1,69%
  • IDX80 105   3,28   3,22%
  • IDXV30 111   4,56   4,28%
  • IDXQ30 124   1,83   1,50%

Dampak Tarif Trump, Pebisnis AS Pusing Tujuh Keliling Atur Strategi Agar Bertahan


Minggu, 13 April 2025 / 12:05 WIB
Dampak Tarif Trump, Pebisnis AS Pusing Tujuh Keliling Atur Strategi Agar Bertahan
ILUSTRASI. Kebijakan tarif yang dibuat Donald Trump memukul sejumlah sektor bisnis di AS. REUTERS/Nathan Howard


Sumber: Reuters | Editor: Harris Hadinata

KONTAN.CO.ID - Aisha Ahmad-Post, Direktur Eksekutif Newman Center for the Performing Arts di University of Denver, kini tengah pusing tujuh keliling. Gara-gara kebijakan tarif yang diterapkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, ia harus putar otak mencari cara membayar kursi yang ia pesan.

Ahmad-Post telah menghabiskan waktu lebih dari setahun memimpin proyek renovasi besar, penggantian seluruh 971 kursi di dalam June Swaner Gates Concert Hall, di Denver, Colorado, AS.

Saat memulai proyek, Newman Center mempertimbangkan kursi dari dua pemasok AS dan satu pemasok Kanada. Kursi dari pemasok AS akhirnya tidak dipilih.

Alasannya, harga kursi dari salah satu produsen AS melebihi anggaran Newman Center. Sementara kursi dari produsen AS satu lagi memerlukan penggunaan pelarut pembersih kering yang keras untuk perawatan.

Baca Juga: Sejarah Kelam Terulang? Begini Dampak Mengerikan dari Kebijakan Tarif Trump di AS

Alhasil, pada awal 2024, Ahmad-Post memesan kursi dari Ducharme, yang berbasis di Montreal. Harganya lebih dari US$ 560.000.

Lalu, pada 5 Maret, Ahmad-Post menerima surat dari Ducharme yang menyatakan mereka diharuskan untuk mematuhi pajak perdagangan Trump yang baru. "Kami harus menerapkan tarif yang sesuai untuk proyek Anda," kata surat itu, seperti diceritakan Ahmad-Post kepada Reuters.

Saat itu, tarif untuk Kanada sebesar 25%. Ini berarti harga kursi yang dipesan naik sebesar US$ 140.000.

Ini sebuah perkembangan yang tidak diharapkan bagi sebuah lembaga yang masih berusaha membangun kembali dana daruratnya yang terkuras oleh pandemi COVID-19.

"Kursi-kursi tersebut sudah dalam tahap produksi, jadi kami tidak bisa begitu saja beralih. Sekarang kami kesulitan mencari tahu bagaimana kami akan membayarnya," kata Ahmad-Post.

Baca Juga: FIPG Minta Pemerintah Gerak Cepat Hadapi Dampak Tarif Trump

Ahmad-Post bukan satu-satunya pengusaha yang bingung gara-gara kebijakan tarif Trump. Di AS, banyak pengusaha dari berbagai sektor kini stres memikirkan bagaimana mengatasi efek tarif Trump.

Memang ada pengusaha yang mengatakan mereka telah membatalkan pesanan pembelian, menghentikan rencana ekspansi, bahkan menunda perekrutan. Tapi tidak semua bisa diatasi dengan penundaan atau penghentian.

Ketidakpastian tinggi

Para pebisnis mengkhawatirkan turbulensi ekonomi terus berlanjut. Sebab, China masih terkena tarif efektif hingga 145%, kendati sejumlah produk elektronik kini dibebaskan dari tarif. Sebagian produk Kanada dan Meksiko juga masih kena tarif 25%.

"Kami terus-menerus berhadapan dengan ketidakpastian masa depan rantai pasok kami," kata Steve Shriver, Pendiri dan CEO Eco Lips.

Perusahaan yang berbasis di Cedar Rapids, Iowa, ini membuat produk kesehatan dan kecantikan organik dengan bahan-bahan yang bersumber dari lebih dari 50 negara dan dijual di 40.000 toko di seluruh negeri. Penjualan tahunannya sekitar US$ 30 juta.

Baca Juga: Sebesar Apa Dampak Tarif Trump ke Industri Tekstil Dalam Negeri, Ini Perkiraan API

Rabu (9/4) lalu, ketika Trump mengumumkan jeda kebijakan tarif selama 90 hari, Shriver mengirim surat kepada 300 klien yang produknya diproduksi oleh Eco Lips. Shriver memberi tahu mereka harga akan naik dan jangka waktu pengiriman akan diundur.

"Saya tidak percaya dengan jeda yang berlangsung selama 90 hari ini. Bisa saja berubah lagi dalam 10 hari ke depan," kata Shriver.

Selain itu, masih ada tarif 10% yang diterapkan ke seluruh negara. “Itu merupakan tambahan yang substansial pada harga produk kami," tutur Shriver.

Shriver memperkirakan harga pokok produksi selama 12 bulan dapat naik sebesar US$ 5 juta. Selain itu ia juga masih menanggung pengeluaran tahunan yang biasanya sebesar US$ 10 juta untuk, antara lain, bahan-bahan yang tidak dapat ditanam di AS, seperti vanili, minyak kelapa dan kakao.

Shriver dan yang lainnya mengatakan mereka telah menerima pemberitahuan kenaikan harga dari pemasok dan telah menaikkan harga mereka sendiri sejak Trump pertama kali mengumumkan tarif bulan lalu.

Baca Juga: Menanti Kepastian Tarif Trump, Dolar AS Mulai Melemah

Bisnis mainan di AS juga terancam akibat tarif. Paul Kusler, pemilik toko mainan dan layang-layang Into the Wind, di Boulder, Colorado, salah satunya.

Into the Wind telah beroperasi selama 45 tahun dan memiliki penjualan tahunan sekitar US$ 2,5 juta. Sebagian besar barang yang dijual Kusler diproduksi di Tiongkok.

"Tarif terhadap Tiongkok sama sekali tidak dapat dilaksanakan, ini merupakan ancaman serius bagi bisnis kami. Kami membayar tagihan setiap minggu. Kenaikan harga ini terjadi sekarang untuk barang-barang yang sudah saya miliki di toko," kata Kusler.

Kusler mengatakan, kenaikan harga berkisar antara 7% hingga 10%. Ini baru kenaikan harga sebagai efek tarif 34% bagi China, yang ditetapkan sebelum China melakukan retaliasi.

Kusler menyebut, tidak mudah meneruskan kenaikan biaya ke konsumen karena ekonomi masih dalam ketidakpastian. "Orang tidak akan membeli mainan jika mereka khawatir tentang kenaikan harga makanan dan kebutuhan pokok lainnya," katanya.

Selanjutnya: Jadwal Operasional Pegadaian Hari Senin-Sabtu, Kantor Cabang Buka Jam Berapa?

Menarik Dibaca: Mau Tambah Modal Usaha? Ini Cara Ajukan KUR BRI 2025 dan Syarat Lengkapnya!



TERBARU

[X]
×