Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - TAIPEI. Jet tempur angkatan Udara China secara singkat melintasi garis tengah Selata Taiwan pada hari Senin, saat Menteri Kesehatan Amerika Serikat (AS) Alex Azar berkunjung ke pulau tersebut. Kehadiran jet tempur China tersebut dilacak rudal Taiwan.
Azar tiba di Taiwan pada hari Minggu sebagai pejabat tingkat tertinggi AS yang berkunjung dalam empat dekade. Perjalanan Azar yang dikutuk oleh China yang mengklaim Taiwan sebagai miliknya, telah semakin menegangkan hubungan AS-China.
Baca Juga: Menkes AS sampaikan dukungan kuat ke Taiwan dalam lawatannya ke Taipei
China bahkan menjanjikan pembalasan yang tidak disebutkan atas perjalanan Azar tersebut. Namun China terlihat menerbangkan pesawat tempur J-11 dan J-10 dan melintasi perbatasan dengan Taiwan yang senstitif sekitar pukul 9 pagi waktu setempat, tak lama sebelum Azar bertemu Presiden Taiwan Tsai Ing-wen.
Angkatan Darat Taiwan mengatakan, pesawat tempur China itu dilacak rudal anti-pesawat Taiwan yang berbasis di darat dan diusir oleh pesawat Taiwan yang berpatroli, kata angkatan udara Taiwan dalam pernyataan tertulis oleh Kementerian Pertahanan Taiwan seperti dilansir Reuters, Senin (10/8).
Kehadiran militer China yang melewati garis media selat itu merupakan ketiga kalinya sejak 2016.
Di tengah hubungan yang memburuk antara Washington dan Beijing, pemerintahan Trump telah memprioritaskan penguatan dukungannya terhadap pulau demokrasi itu, dan meningkatkan penjualan senjata.
Baca Juga: Taipan media Hong Kong Jimmy Lai ditangkap di bawah UU Keamanan Nasional
“Merupakan kehormatan sejati berada di sini untuk menyampaikan pesan dukungan dan persahabatan yang kuat dari Presiden Trump ke Taiwan,” kata Azar kepada Tsai di Kantor Kepresidenan, berdiri di depan dua bendera Taiwan.
Washington memutuskan hubungan resmi dengan Taipei pada 1979 untuk mendukung Beijing.
Azar berkunjung untuk memperkuat kerja sama ekonomi dan kesehatan masyarakat dengan Taiwan dan mendukung peran internasional Taiwan dalam memerangi pandemi.
“Tanggapan Taiwan terhadap COVID-19 telah menjadi salah satu yang paling sukses di dunia, dan itu merupakan penghargaan untuk sifat terbuka, transparan, demokratis dari masyarakat dan budaya Taiwan,” katanya kepada Tsai.
Langkah awal dan efektif Taiwan untuk memerangi penyakit tersebut telah membuat jumlah kasusnya jauh lebih rendah daripada tetangganya, dengan 480 infeksi, termasuk tujuh kematian. Sebagian besar kasus telah diimpor.
Baca Juga: Militer China bersiap menghadapi pertempuran sengit dengan AS di Laut China Selatan
Amerika Serikat, yang memiliki lebih banyak kasus virus korona dan kematian daripada negara lain, telah berulang kali bentrok dengan China terkait pandemi, menuduh Beijing kurang transparan.
Tsai mengatakan kepada Azar bahwa kunjungannya merupakan "langkah maju yang besar dalam kolaborasi anti-pandemi antara negara kita", menyebutkan bidang kerja sama termasuk penelitian dan produksi vaksin dan obat.
Ia mengatakan Taiwan sangat berterima kasih atas dukungan AS untuk mengizinkan kehadirannya di badan pembuat keputusan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Majelis Kesehatan Dunia, dan untuk memberikan akses yang lebih besar ke organisasi tersebut.
Baca Juga: Berpotensi diserang Pembom AS, begini persiapan pertahanan udara China
Taiwan bukan anggota WHO karena keberatan China, yang menganggapnya sebagai provinsi China.
“Saya ingin menegaskan kembali bahwa pertimbangan politik tidak boleh didahulukan daripada hak atas kesehatan. Keputusan untuk melarang Taiwan berpartisipasi dalam WHA adalah pelanggaran hak universal atas kesehatan, ”kata Tsai.