kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45909,22   7,82   0.87%
  • EMAS1.354.000 1,65%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Beijing turunkan level tanggap darurat, orang tidak wajib pakai masker


Rabu, 29 April 2020 / 20:50 WIB
Beijing turunkan level tanggap darurat, orang tidak wajib pakai masker
ILUSTRASI. Orang-orang memakai masker di dekat halte di sebuah jalan menyusul wabah penyakit virus corona (COVID-19), di Beijing, China, 30 Maret 2020.


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Wilayah padat penduduk di China Utara yang mencakup Beijing akan melonggarkan pembatasan yang ketat. Sebab, Tiongkok secara bertahap beralih ke keadaan normal baru di tengah menurunnya kasus baru virus corona.

Mengutip Reuters, Pemerintah Kota Beijing dan Tianjin serta Provinsi Hebei mengatakan para Rabu (29/4), akan menurunkan tingkat tanggap darurat Covid-19 mereka ke tingkat II dari tingkat I mulai Kamis (30/4) tengah malam.

Beijing, Tianjin, dan Hebei adalah wilayah di antara beberapa daerah terakhir di China yang menerapkan tingkat tanggap darurat tertinggi dalam sistem empat tingkat untuk mengekang penyebaran virus corona.

Baca Juga: Kasus corona tembus 1 juta, Trump: Pengujian kami sangat jauh lebih baik

Banyak provinsi lain di China telah melonggarkan pembatasan untuk memulai kembali dan memperbaiki ekonomi lokal, dengan penghitungan harian nasional untuk infeksi baru dalam satu digit dibanding ribuan kasus per hari pada awal Februari.

Dengan penurunan tingkat tanggap darurat, Beijing akan menghapus persyaratan karantina selama 14 hari untuk orang-orang yang datang dari daerah-daerah lain di negeri tembok raksasa yang memiliki risiko rendah.

Melansir Reuters, Wakil Sekretaris Jenderal Beijing Chen Bei mengatakan pada konferensi pers, orang-orang yang menjalani karantina di rumah atau tempat khusus juga akan dibebaskan dari kewajiban mereka untuk mengisolasi diri sendiri.

Baca Juga: Kasus corona dekati 100.000, Putin: Situasinya masih sangat sulit

Keputusan Beijing menurunkan langkah-langkah tanggap daruratnya datang pada hari yang sama saat Pemerintah China mengatakan, parlemen akan memulai pertemuan tahunan utama di Ibu Kota pada 22 Mei mendatang.

Beijing hanya melaporkan 13 kasus sejauh ini selama April, dengan infeksi terakhir terkonfirmasi pada 14 hari yang lalu. Penurunan tingkat tanggap darurat juga berarti orang-orang di Beijing tidak wajib memakai masker di luar ruangan.

Tapi, pencabutan aturan karantina di Beijing tidak berlaku untuk kedatangan dari luar negeri dan orang-orang yang bepergian dari Provinsi Hubei di China Tengah serta daerah-daerah berisiko tinggi lainnya.

Pelonggaran Beijing datang berhari-hari menjelang liburan Hari Buruh selama lima hari yang bergulir mulai 1 Mei, yang berpotensi menjadi berkah bagi sektor pariwisata, restoran, dan hotel di bagian lain China.

Baca Juga: Masuk masa pemulihan, Malaysia longgarkan Perintah Kontrol Gerakan

Setengah jam pertama setelah Beijing mengatakan melonggarkan pembatasan, pemesanan tiket penerbangan naik lebih dari 15 kali lipat, dengan orang-orang merencanakan perjalanan ke kota-kota termasuk Chengdu, Chongqing, Shanghai dan Hangzhou, media pemerintah melaporkan, mengutip agen perjalanan online Qunar.com.

"Saya pikir, masyarakat China telah berhasil melewati gelombang guncangan pertama dari wabah virus corona," kata Hu Xijin, Pemimpin Redaksi Global Times, tabloid yang mendapat dukungan negara, seperti dikutip Reuters.

"Tentu saja, kita perlu mempertahankan kewaspadaan yang diperlukan di tingkat masyarakat. Saya percaya, bagi kebanyakan orang, kewaspadaan semacam ini akan berlanjut sebagai kebiasaan," ujarnya.




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×