Sumber: Yahoo Finance | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Ini termasuk upaya bersama kedua negara sebagai pengekspor minyak sawit terbesar di dunia untuk memerangi diskriminasi internasional terhadap minyak sawit yang diproduksi oleh Indonesia dan Malaysia, dengan keberlanjutan sektor minyak sawit yang penting bagi kedua perekonomian dan diharapkan dapat memberikan manfaat bagi lebih dari 600.000 orang petani kelapa sawit di Malaysia.
Isu lain yang juga akan dibahas adalah penguatan kerja sama di bidang perlindungan lingkungan khususnya dalam menangani masalah kabut asap lintas batas, dan untuk meningkatkan upaya bersama dalam perdagangan dan investasi termasuk potensi bisnis Malaysia untuk terlibat dalam rencana Indonesia untuk merelokasi modalnya dari Jakarta hingga Kalimantan Timur. Dengan potensi keterlibatan Malaysia tersebut diharapkan dapat membantu upaya pemulihan ekonomi regional terutama pasca pandemi Covid-19.
Baca Juga: Malaysia akan meluncurkan stimulus tambahan US$ 3,7 miliar untuk mendorong ekonomi
Kedua negara juga diharapkan untuk "mengintensifkan negosiasi" tentang travel bubble atau skema Reciprocal Green Lane (RGL) untuk perjalanan dinas dan bisnis antara kedua negara.
“Penting untuk disoroti bahwa negosiasi ini akan membahas SOP yang bisa disepakati kedua negara. Skema RGL tidak akan segera diimplementasikan.
“Keputusan untuk menerapkan RGL tergantung pada status Covid-19 di kedua negara pada saat itu dan juga persetujuan dari otoritas kesehatan terkait di kedua negara,” kata Wisma Putra.
Item kelima dalam daftar pembahasan adalah keinginan Malaysia untuk memperoleh pengetahuan terbaik dalam penggunaan vaksin Covid-19, terutama sejak Indonesia telah memulai program peluncuran vaksinasi pada warganya. Dengan inisiatif berbagi pengetahuan ini, diharapkan dapat memberikan masukan kepada Malaysia saat memulai program vaksinasi Covid-19 dalam waktu dekat.