Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - JENEWA. Belanja senjata nuklir oleh sembilan negara bersenjata nuklir di dunia naik sebesar 11% pada tahun 2024.
Data dari laporan Kampanye Internasional untuk Menghapuskan Senjata Nuklir alias International Campaign to Abolish Nuclear Weapons (ICAN) yang dirilis Jumat (13/6) memaparkan, ada peningkatan US$ 10 miliar secara tahunan menjadi US$ 100,2 miliar untuk memodernisasi dan memperkuat persenjataan nuklir.
"Negara-negara bersenjata nuklir dapat membayar anggaran Perserikatan Bangsa-Bangsa 28 kali lipat dengan apa yang mereka belanjakan untuk membangun dan memelihara senjata nuklir pada tahun 2024," kata laporan ICAN dikutip Reuters.
AS mencatat peningkatan terbesar dalam belanja nuklir pada tahun 2024, naik sebesar US$ 5,3 miliar. "Total pengeluarannya sebesar US$ 56,8 miliar melebihi gabungan pengeluaran semua negara bersenjata nuklir lainnya," kata laporan tersebut.
Baca Juga: Daftar Negara Pemilik Senjata Nuklir Terbanyak di Dunia: Rusia Ungguli AS
China menghabiskan US$ 12,5 miliar, diikuti oleh Inggris sebesar US$ 10,4 miliar, meningkat US$ 2,2 miliar. Negara-negara bersenjata nuklir lainnya diantaranya adalah Prancis, India, Israel, Korea Utara, Pakistan, dan Rusia.
"Peningkatan belanja Inggris dan Prancis, saya pikir kita tentu telah melihat, setidaknya dalam retorika para pemimpin politik, referensi terhadap perang yang sedang berlangsung di Ukraina, terhadap ketegangan, dan itu dapat berperan," kata Alicia Sanders-Zakre, koordinator kebijakan dan penelitian ICAN, kepada wartawan di Jenewa.
Inggris dan sekutu lain di NATO sekarang menganggap Rusia sebagai ancaman keamanan utama bagi Eropa dan beberapa telah meluncurkan rencana untuk mengalokasikan persentase PDB yang lebih tinggi untuk pengeluaran pertahanan.
Namun, Sanders-Zakre mengatakan, peningkatan belanja nuklir lebih didorong oleh biaya untuk melayani kontrak jangka panjang dan meningkatnya biaya pengembangan sistem pengiriman nuklir daripada oleh masalah keamanan saat ini.