kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Belum ada satu pun kasus virus corona di Korea Utara, ini rahasianya


Kamis, 27 Februari 2020 / 15:40 WIB
Belum ada satu pun kasus virus corona di Korea Utara, ini rahasianya
ILUSTRASI. Petugas menyemprotkan disinfektan dalam bus di Pyongyang. Mandatory credit Kyodo/via REUTERS


Sumber: Channel News Asia,Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - SEOUL. Korea Utara telah memperpanjang masa liburan sekolah untuk mencegah penyebaran virus corona baru. Berdasarkan laporan yang dikutip Channel News Asia pada Kamis (27/2/2020), kebijakan terbaru ini diambil Korut demi meningkatkan upaya untuk mencegah merebaknya wabah yang mematikan.

Asal tahu saja, melansir Channel News Asia, hingga saat ini, Pyongyang belum melaporkan satu kasus pun terkait virus corona yang sekarang dikenal sebagai COVID-19. Negara yang dikenai berbagai sanksi internasional atas program-program rudal nuklir dan balistiknya itu, memiliki infrastruktur medis yang lemah dan telah memutuskan hubungan dengan dunia luar. Menurut para analis, menutup perbatasannya merupakan satu-satunya pilihan untuk upaya pencegahan penyebaran.

"Libur sekolah untuk para siswa telah diperpanjang sebagai langkah pencegahan terhadap infeksi," lapor Central Broadcasting Station Korea, menurut kantor berita Yonhap.

Baca Juga: Menkes: Pasien meninggal di RS Kariadi Semarang karena virus H1N1, bukan Covid-19

Kebijakan itu akan berlaku untuk daycares, taman kanak-kanak dan universitas, katanya, tanpa menentukan kapan sekolah akan dibuka kembali.

Korea Utara juga telah melarang turis, menangguhkan perjalanan kereta api dan penerbangan internasional, serta menempatkan ratusan orang asing di karantina, di bawah pembatasan ketat.

Menurut seorang pejabat kesehatan kepada media Choson Sinbo, Pyongyang berencana untuk mempertahankan larangan masuk pada warga asing sampai virus tersebut dapat didiagnosis, diobati dan disembuhkan dengan benar.

Baca Juga: Irak laporkan kasus virus korona pertama di Baghdad, total ada 6 kasus

Kementerian luar negeri Rusia mengatakan pihaknya memberi Pyongyang 1,500 alat tes diagnostik virus corona atas permintaannya karena risiko yang masih mengintai dari COVID-19.

"Kami berharap langkah ini akan membantu Korea Utara mencegah infeksi menular ke negara itu," kata Kementerian LN Rusia dalam sebuah pernyataan.

Tomas Ojea Quintana, Pelapor Khusus PBB untuk Hak Asasi Manusia Korea Utara, mengatakan komunitas internasional dan Korea Utara harus "menggabungkan kekuatan" untuk mencegah menyebarnya wabah. Dia juga menambahkan bahwa isolasi lebih jauh negara itu bukanlah jawabannya.

Selain itu, lebih dari 43% populasi Korea Utara kekurangan gizi, dengan banyak kekurangan akses ke air dan sanitasi yang memadai, tambah Quintana.

Baca Juga: Kisah dramatis bagaimana kasus virus corona meledak di gereja dan rumah sakit Korsel

"Dikombinasikan dengan akses terbatas terhadap informasi, hal ini membuat mereka semakin rentan terhadap COVID-19," katanya kepada Channel News Asia.

Berbanding terbalik

Sementara itu, kasus virus corona di Korea Selatan semakin memburuk. Korsel melaporkan 334 kasus tambahan virus corona baru pada hari Kamis (27/2). Jumlah tersebut merupakan peningkatan harian terbesar.

Baca Juga: Kota di China tawarkan imbalan Rp 20 juta bagi warga yang mau dites virus corona

Dikutip dari Reuters, Pusat Pengendalian & Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) mengatakan, dengan tambahan tersebut total total penduduk yang terinfeksi corona menjadi 1.595 kasus. Korea Selatan juga melaporkan kematian yang ke-13 terkait dengan virus. Dari kasus-kasus baru, sebanyak 307 berada di kota tenggara Daegu.




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×