Sumber: Channel News Asia,Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Tomas Ojea Quintana, Pelapor Khusus PBB untuk Hak Asasi Manusia Korea Utara, mengatakan komunitas internasional dan Korea Utara harus "menggabungkan kekuatan" untuk mencegah menyebarnya wabah. Dia juga menambahkan bahwa isolasi lebih jauh negara itu bukanlah jawabannya.
Selain itu, lebih dari 43% populasi Korea Utara kekurangan gizi, dengan banyak kekurangan akses ke air dan sanitasi yang memadai, tambah Quintana.
Baca Juga: Kisah dramatis bagaimana kasus virus corona meledak di gereja dan rumah sakit Korsel
"Dikombinasikan dengan akses terbatas terhadap informasi, hal ini membuat mereka semakin rentan terhadap COVID-19," katanya kepada Channel News Asia.
Berbanding terbalik
Sementara itu, kasus virus corona di Korea Selatan semakin memburuk. Korsel melaporkan 334 kasus tambahan virus corona baru pada hari Kamis (27/2). Jumlah tersebut merupakan peningkatan harian terbesar.
Baca Juga: Kota di China tawarkan imbalan Rp 20 juta bagi warga yang mau dites virus corona
Dikutip dari Reuters, Pusat Pengendalian & Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) mengatakan, dengan tambahan tersebut total total penduduk yang terinfeksi corona menjadi 1.595 kasus. Korea Selatan juga melaporkan kematian yang ke-13 terkait dengan virus. Dari kasus-kasus baru, sebanyak 307 berada di kota tenggara Daegu.