Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
Seorang pejabat Departemen Perdagangan lainnya kepada Reuters menyebutkan, pembatasan baru itu bertujuan untuk "memastikan kemampuan barang-barang produksi asing untuk mengisi ulang" cip yang tercakup dalam kebijakan pada Mei 2019 tunduk pada pengawasan AS yang sama.
Aturan baru yang terpisah akan menetapkan, semua perusahaan dalam daftar hitam ekonomi AS akan memerlukan lisensi ketika perusahaan seperti Huawei bertindak "sebagai pembeli, penerima barang perantara, penerima barang akhir, atau pengguna akhir," kata sumber tersebut.
Sebanyak 38 entitas tambahan yang masuk daftar hitam termasuk unit cloud Huawei di Beijing, Hong Kong, Paris, Berlin, dan Meksiko.
Departemen Perdagangan AS secara terpisah menambahkan alamat untuk empat lokasi perakitan Huawei di daftar hitam. "Sehingga, tidak ada yang secara tidak sengaja memindahkan barang ke lokasi tersebut," ujar seorang pejabat Departemen Perdagangan AS.
Selain itu, Departemen Perdagangan AS juga mengonfirmasi tidak akan memperpanjang lisensi umum sementara yang berakhir Jumat (21/9) nanti untuk pengguna perangkat Huawei dan penyedia telekomunikasi.
Baca Juga: Ketegangan dengan China terus berlanjut, AS bakal batasi visa bagi karyawan Huawei
Alhasil, para pihak sekarang harus mengajukan permohonan lisensi untuk transaksi yang sebelumnya diizinkan oleh izin sementara.
Departemen Perdagangan AS akan mengadopsi otorisasi permanen terbatas bagi entitas Huawei untuk memungkinkan "penelitian keamanan berkelanjutan yang penting untuk menjaga integritas dan keandalan" jaringan dan peralatan yang ada, menurut sumber tersebut.
Pembatasan AS yang ada telah berdampak besar pada Huawei dan pemasoknya. Pada 8 Agustus, majalah keuangan Caixin melaporkan, Huawei akan berhenti membuat chipset Kirin andalannya bulan depan karena tekanan AS pada pemasok Huawei.
“Mulai 15 September dan seterusnya, prosesor Kirin andalan kami tidak dapat diproduksi,” kata Richard Yu, Kepala Unit Bisnis Konsumen Huawei kepada Caixin. “Chip bertenaga AI kami juga tidak dapat diproses. Ini kerugian besar bagi kami".
Divisi HiSilicon Huawei mengandalkan perangkat lunak dari perusahaan AS, seperti Cadence Design Systems Inc dan Synopsys Inc, untuk merancang cipnya dan mengalihkan produksinya ke Taiwan Semiconductor Manufacturing Co (TSMC), yang menggunakan peralatan dari perusahaan negeri uak Sam.
Baca Juga: Usai tendang Huawei, Inggris akan digandeng AS untuk kembangkan rencana ini
TSMC mengatakan, tidak akan mengirimkan wafer ke Huawei setelah 15 September 2020.