Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Woodward Inc akan melakukan penggabungan usaha dengan Hexcel Corp, entitas hasil penggabungan ini akan jadi salah satu perusahaan dirgantara dan pertahanan terbesar di dunia.
Melansir Bloomberg, Senin (13/1), Wodward akan jadi pemegang saham pengendali entitas baru baru yang akan bernama Woodward Hexcel ini. Proyeksinya Woodward Hexcel akan menghasilkan pendapatan US$ 5 miliar per tahunnya.
Baca Juga: Ratu Elizabeth akan memimpin pembicaraan krisis tentang Pangeran Harry dan Meghan
Adapun petinggi Woodward menyatakan aksi korporasi ini dilakukan guna mengejar target efisiensi produksi mesin pesawat, bukan soal masalah Boeing 737 Max. Sebagai informasi, Woodward merupakan pemasok terbesar Boeing Co.
“Aksi ini bukan karena segmen atau program tertentu,” kata Nick Stanage Chairman sekaligus CEO Hexcel yang juga akan memimpin entitas hasil penggabungan usaha.
Atas transaksi ini, pemegang saham Hexcel sendiri bakal mendapat 0,625 saham Woodward untuk satu saham Hexcel yang dimiliki. Valuasi Hexcel sendiri kini mencapai US$ 6,4 miliar atau setara US$ 76,23 per lembar saham. Ini berdasarkan harga penutupan saham Woodward Jumat lalu dengan premi 4,5%.
Adpaun pemegang saham Woodward akan tetap mengempit porsi kepemilikan yang sama atas entitas anyar ini atau setara 55% dari total kepemilikan saham. Sementara Woodward-Hexcel akan bermarkas di kantor pusat Woodward di Fort Collins, Colorado. Kantor Pusat Hexcel sendiri terletak di Stamford, Connecticut.
Pascamerger rampung, CEO Woodward Tom Gendron bakal ambil tampuk pimpinan selama setahun, kemudian selama setahun berikutnya akan menjadi petinggi non eksekutif sebelum menyerahkan kursi pimpinan ke Stanage. Akan ada sepuluh jajaran direksi, dimana Woodward dan Hexcel masing-masing akan mengisi lima posisi.
Baca Juga: Tahun lalu, penjualan mobil China turun 8,2%
Saham Woodward sepanjang tahun lalu tercatat meningkat hingga 60% dengan price earning ratio (PER) sebesar 26. Sementara saham Hexcel mencatat kenaikan 21% dengan PER 21. Sebagai perbandingan indeks S%P 500 meningkat 2% selama periode serupa.
Kesepakatan Woodward dan Hexcel sendiri jadi kulminasi isu akuisisi Woodward yang menyeruak sepanjang beberapa tahun terakhir. Termasuk isu untuk mengakusuisi Boeing pada 2018 lalu. Adapun dari catatan Bloomberg, ini jadi aksi merger kesembilan di industri dirgantara yang bernilai lebih dari US$ 1 miliar.
Boeing sendiri yang kini tengah menghentikan produksi seri 737 MAX tengah berjibaku untuk memenuhi ketentuan dari berbagai negara agar memperbolehkan 737 MAX kembali mengudara. Penghentian produksi ini tentu saja mempengaruhi pemasok seperti Woodward dan Hexcel. Tahun lalu Hexcel sendiri juga telah merevisi target pendapatannya akibat larangan terbang 737 MAX.
Baca Juga: Michael Bloomberg: Saya habiskan seluruh kekayaan untuk singkirkan Trump
“Aksi merger dan akuisisi melambat karena ketidakpastian di industri terkait larangan terbang Boeing 737 MAX. Namun, kami juga melihat beberapa perusahaan telah mempercepat aksi korporasinya alih-alih menunggu guna memperbaiki industri rantai pasoknya,” kata Investment Banking Head CIBC Capital Market Eric Reuther.
Meski demikian, Gendron sejatinya memang mengakui ada dorongan lain atas aksi ini alih-alih meningkatkan efisiensi industri belaka.
Ia bilang selain soal larangan terbang Boeing 737 MAX tahun lalu memang jadi tantangan yang berat bagi industri dirgantara. Apalagi soal tuntutan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
“Kami benar-benar fokus pada peningkatan efisiensi teknis, seperti daya dorong mesin, aerodinamis, bebas pesawat. Kami mengejar tujuan yang serupa untuk pelanggan yang sama,” kata Gendron.
Baca Juga: Mantan Paus Benediktus membungkam debat selibat dalam Gereja Katolik
