kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Berambisi kalahkan Pizza Hut dan Domino's Pizza (3


Kamis, 08 Juni 2017 / 13:54 WIB
Berambisi kalahkan Pizza Hut dan Domino's Pizza (3


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tri Adi

Sejak menjadi pencuci piring di restoran pizza, John Schnatter sudah berambisi untuk mendirikan perusahaan pizza yang mampu menggeser nama besar Pizza Hut dan Domino's Pizza. Sejak mendirikan Papa John's pada 1984, restoran pizza ini telah menguasai 10% pangsa pasar pizza di Amerika. Salah satu kunci pertumbuhan pesat Papa John's yakni mengandalkan teknologi untuk mendongkrak penjualan. Popularitas Papa John's semakin membesar ketika mensponsori NFL.

Tidak hanya disukai pelanggan, pizza racikan Papa John's menarik hati investor saham. Terbukti, sejak melantai di bursa saham NASDAQ pada Juni 1993, valuasi saham berkode emiten PIZZA ini terus menggemuk.

Mengutip Forbes, investor di Wall Street memberikan perhatian khusus kepada perusahaan pizza milik John Schnatter ini. Sebab, investor meyakini bahwa tangan dingin Schnatter mampu memberikan prospek pertumbuhan tinggi di tahun-tahun mendatang.

Valuasi saham PIZZA telah mencapai US$ 3,2 miliar di awal 2017. Minat beli investor tak lepas dari inovasi dan kepemimpinan Schnatter yang terus membuahkan pertumbuhan laba.

Menurut Schnatter, salah satu strategi terbaik di bisnis kuliner yakni menjaga kualitas. Strategi lain, Schnatter menerapkan transformasi teknologi.

Schnatter mengalokasikan sebagian pendapatan per tahun untuk melahirkan teknologi canggih. Terbukti, Papa John's menjadi restoran pizza pertama yang menyediakan layanan pesan antar melalui internet di seluruh Amerika Serikat (AS) sejak 2001.

Investasi di bidang teknologi berbuah manis. Tercatat sampai akhir 2016, lebih dari 55% pesanan di restoran Papa John's berasal dari kanal internet.

Schnatter menilai, restoran cepat saji mengandalkan kecepatan dan kemudahan dalam pemesanan untuk memanjakan pelanggan. Itu sebabnya, miliarder berusia 55 tahun ini rela merogoh bujet jumbo di layanan online.

Boleh dibilang, jaringan restoran Papa John's adalah kuda hitam di pasar cepat saji pizza. Berhasil tumbuh pesat selama satu dekade terakhir, jaringan restoran pizza ini telah menguasai 10% dari pangsa pasar pizza di AS.

Sebagai kuda hitam, Schnatter bermimpi bisa menandingi dua jawara pizza. Yakni Pizza Hut dan Domino's Pizza. Dua raksasa pizza ini menguasai lebih dari 40% pangsa pasar pizza di AS.

Meski memiliki market share mini, beberapa analis meyakini restoran Papa John's berpotensi terus berkembang pesat selama masih di bawah kendali Schnatter.

Sejak awal mendirikan perusahaan, Schnatter memang bermimpi untuk menjadi perusahaan pizza nomor satu di dunia. Selain  mengedepankan investasi teknologi, Schnatter terus menjalin kerja sama untuk mempromosikan merek Papa John's.

Salah satu langkah signifikan yang ditempuhnya yakni merogoh kocek sebagai sponsor resmi National Football League (NFL) di 2010. Merujuk situs Papa John's, kerjasama dengan liga olahraga yang paling diminati penonton AS ini menyumbang sebagian dari peningkatan laba di 2010.

Pada malam final laga NFL atau biasa disebut Super Bowl, Papa John's berhasil menjual 4,5 juta loyang pizza kepada konsumen di seluruh AS. Selain mempromosikan Papa John's, menjadi sponsor NFL terkait erat dengan ketertarikan Schnatter terhadap football.

Tidak hanya urusan bisnis, Schnatter malahan royal melakukan donasi di bidang olahraga. Contoh, dia pernah memberikan donasi lebih dari US$ 1 juta kepada ajang olahraga balap sepeda yang diselenggarakan oleh Louisville Zoo's Glacier Run.

Sebagai pebisnis, Schnatter menyadari betul pentingnya jejaring, khususnya di dunia politik. Dus, Schnatter aktif menjadi donatur sejumlah politikus ternama asal AS.

Salah satunya di tahun 2012. Kala itu, Schnatter menjadi tuan rumah dari ajang penggalangan dana kandidat presiden AS dari partai Republik Mitt Romney.

Yang paling kontroversial terjadi pada tahun 2016. Schnatter memberikan sumbangan jumbo terhadap kampanye Presiden Donald Trump dan terang-terangan mendukung Trump.    

(Bersambung)




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×