kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Beredar Kabar Kemunculan Delmicron, Perpaduan Virus Corona Varian Delta dan Omicron


Jumat, 24 Desember 2021 / 15:02 WIB
Beredar Kabar Kemunculan Delmicron, Perpaduan Virus Corona Varian Delta dan Omicron
ILUSTRASI. Vaksinasi Covid-19 di India.


Sumber: India Times | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - NEW DELHI. Di tengah merebaknya virus corona varian Omicron, kini beredar kabar mengenai potensi munculnya varian baru bernama Delmicron yang merupakan gabungan dari Delta dan Omicron.

Dr. Shashank Joshi, anggota gugus tugas Covid-19 Maharashtra India, pada hari Kamis (23/12), mengatakan bahwa lonjakan besar pada kasus Covid-19 di Eropa dan AS kemungkinan besar terjadi karena gabungan dua varian virus yang paling dominan saat ini, yaitu Delta dan Omicron.

Dilansir dari India Times, Joshi menyebut faktor-faktor seperti sistem kekebalan yang lemah, usia tua, serta penyakit bawaan bisa meningkatkan risiko tertular Delta dan Omicron. Daerah dengan tingkat vaksinasi yang rendah juga lebih berisiko.

Secara umum, pasien yang diserang gelombang Delmicron menderita gejala yang sama dengan varian Delta dan Omicron. Di antaranya seperti suhu tubuh yang tinggi, batuk terus-menerus, kehilangan penciuman atau perasa, sakit kepala, pilek, dan sakit tenggorokan 

Baca Juga: Ekuador Jadi Negara Pertama yang Mewajibkan Vaksin Covid-19 pada Anak Berusia 5 Tahun

Sejauh ini diketahui bahwa varian Delta menyebabkan gejala yang lebih parah. Sementara Omicron cenderung menimbulkan gejala ringan atau tanpa gejala, tetapi bisa menular lebih cepat.

Menurut laporan IANS (Indo-Asian News Service), kombinasi dua varian tersebut di Eropa telah berdampak pada orang dengan gangguan kekebalan. 

"Meskipun infeksi Covid biasanya hanya melibatkan satu galur mutan, dalam kasus yang sangat jarang, ada kemungkinan dua galur menyerang pada saat yang bersamaan," ungkap IANS, mengutip pernyataan Namita Jaggi dari Rumah Sakit Artemis, Gurgaon, India.

Jaggi menambahkan, kemungkinan koinfeksi lebih tinggi ketika seseorang terpapar ke kerumunan besar di mana orang bisa membawa varian yang berbeda.

Sementara itu, menurut Dipu TS, dari Rumah Sakit Amrita India, kemungkinan keduanya bergabung menjadi strain super adalah sulit, karena ko-eksistensi keduanya tidak bersifat simbiosis dan lebih antagonistik.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×