Sumber: Mirror.co.uk | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bek senior Manchester United, Luke Shaw, memuji pendekatan keras manajer baru Ruben Amorim terhadap para pemain, menyebutnya sebagai langkah tepat untuk mengembalikan klub ke jalur kejayaan.
United menutup musim lalu di posisi ke-15 Premier League — peringkat terburuk mereka dalam 51 tahun terakhir — dan gagal lolos ke kompetisi Eropa setelah kalah di final Liga Europa. Kini, Amorim datang dengan misi utama: mengangkat kembali standar tinggi di dalam dan luar lapangan.
Garnacho, Sancho, Antony, Malacia Dicoret; Rashford ke Barcelona
Sebagai bentuk dari pendekatannya yang tanpa kompromi, Amorim mencoret sejumlah nama besar dari tur pramusim ke Amerika Serikat, termasuk Alejandro Garnacho, Jadon Sancho, Antony, dan Tyrell Malacia. Sementara itu, Marcus Rashford dipinjamkan ke Barcelona, menandakan adanya reformasi besar-besaran di tubuh skuad.
“Dia sangat tegas terhadap tim,” kata Luke Shaw.
Baca Juga: Resmi! Luis Diaz Tinggalkan Liverpool, Gabung Bayern Munich Senilai Rp 1,2 Triliun
“Semua pemain harus menomorsatukan tim, dan itu sudah dia tekankan sejak awal,” terangnya.
Fokus pada Disiplin dan Mentalitas Juara
Menurut Shaw, yang kini menjadi pemain terlama di skuad United, Amorim telah mengubah atmosfer tim secara drastis. Tak ada lagi toleransi terhadap pemain yang abai atau bermalas-malasan. “Tidak ada pemain yang setengah-setengah lagi di skuad ini,” ujarnya.
“Kami, para pemain senior, juga harus lebih menuntut satu sama lain setiap hari," tambahnya.
Shaw juga menyoroti pentingnya disiplin dan ketepatan waktu dalam latihan serta rutinitas harian.
“Ruben menuntut 100 persen. Dia tidak menerima 85 atau 90 persen,” tegas Shaw.
“Kalau tidak melakukan hal yang benar, Anda tidak akan dimainkan. Dia sudah membuktikannya dalam delapan bulan terakhir,” katanya.
Baca Juga: Belanja Pemain Hampir Rp 5.6 Triliun, Liverpool Optimistis Rebut Lebih Banyak Gelar
Akui Atmosfer Skuad Sebelumnya “Toksik”
Dalam pernyataannya, Shaw secara terbuka mengakui bahwa suasana di dalam skuad United dalam beberapa tahun terakhir sering kali negatif dan toksik. “Tidak sulit untuk melihat dari luar seperti apa keadaannya,” kata Shaw.
“Lingkungannya sangat tidak sehat. Banyak energi negatif yang membuat pemain sulit berkembang," ujarnya.
Namun, ia menambahkan bahwa situasi mulai berubah di bawah kepemimpinan Amorim, terutama selama pramusim ini.
“Saat ini, saya merasa lebih dekat dengan rekan-rekan satu tim dibandingkan sebelumnya. Ada energi yang positif dan itu terasa,” ujarnya.
“Semoga hal ini bisa berlanjut ke musim kompetisi nanti,” terangnya.