Sumber: Mirror.co.uk | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Manchester United mengalami musim yang penuh tantangan di bawah kepemimpinan Ruben Amorim. Klub yang pernah mendominasi sepak bola Inggris kini menghadapi kenyataan pahit dengan performa yang jauh dari harapan.
Penolakan Amorim untuk merekrut striker baru pada jendela transfer Januari telah menimbulkan pertanyaan besar di kalangan penggemar dan analis sepak bola.
Dengan serangkaian hasil buruk dan posisi liga yang merosot, tekanan terhadap Amorim semakin besar, sementara masa depannya di Old Trafford kian dipertanyakan.
Manchester United Terpuruk di Klasemen
Hingga saat ini, Manchester United masih terjebak di papan tengah Premier League, menduduki peringkat ke-13 dengan lima kekalahan dari enam laga kandang terakhir.
Situasi ini semakin memperburuk atmosfer di klub, dengan suara ketidakpuasan dari berbagai pihak, termasuk pendukung setia mereka.
Baca Juga: Ronaldo Nyatakan Diri Sebagai Pemain Paling Lengkap dalam Sejarah
Keputusan untuk tidak memperkuat lini serang dengan striker baru menjadi salah satu faktor yang dianggap berkontribusi terhadap penurunan performa tim.
Amorim sendiri mengakui bahwa keputusan tersebut adalah sebuah risiko besar.
"Saya sadar dengan segala konsekuensi dari pilihan yang saya buat. Sejak awal, saya sudah memahami bahwa mengubah sistem di tengah musim tanpa ada rekrutan baru adalah keputusan yang penuh bahaya bagi seorang pelatih," ujar Amorim.
Kebijakan Transfer yang Dipertanyakan
Dalam jendela transfer Januari, Manchester United memutuskan untuk meminjamkan Marcus Rashford dan Antony tanpa mendatangkan pengganti sepadan.
Kebijakan ini menjadi sorotan tajam, mengingat lini serang United mengalami kesulitan mencetak gol dalam beberapa pertandingan terakhir. Dengan minimnya opsi di lini depan, United kesulitan menciptakan peluang emas dan sering kali kehilangan kendali permainan.
Amorim menegaskan bahwa keputusan tersebut telah dikomunikasikan dengan pihak manajemen sejak awal.
"Saya sudah menjelaskan semua risikonya kepada dewan direksi. Mereka memahami situasi dan sepakat bahwa kami harus memulai perubahan sekarang," tambahnya.
Baca Juga: Erspo Resmi Perkenalkan Jersey Supporter Version Terbaru, Segini Harganya
Dampak Strategi Amorim terhadap Performa Tim
Pendekatan Amorim yang lebih fokus pada taktik dan perubahan gaya bermain membutuhkan waktu untuk diimplementasikan. Namun, dalam kondisi seperti sekarang, di mana tekanan semakin besar akibat serangkaian hasil negatif, waktu menjadi kemewahan yang tidak dimiliki oleh seorang manajer di Premier League.
Manajer asal Portugal ini tetap kukuh dengan visinya, meskipun menghadapi kritik.
"Saya memiliki ide yang jelas sejak hari pertama. Dengan hasil baik atau buruk, saya tetap pada jalur yang telah saya rencanakan. Saya percaya keputusan ini akan membuahkan hasil di masa depan," ungkap Amorim.
Namun, realitas di sepak bola profesional sangat kejam. Liga Inggris dikenal dengan tuntutan yang tinggi, di mana hasil akhir menjadi satu-satunya tolok ukur kesuksesan seorang pelatih. Tanpa perubahan signifikan dalam waktu dekat, posisi Amorim di Old Trafford bisa semakin goyah.
Tantangan Berat Menanti Hingga Akhir Musim
Jadwal Manchester United ke depan tidak memberikan ruang bagi kesalahan. Mereka akan menghadapi serangkaian pertandingan sulit, termasuk laga melawan Leicester City di Piala FA yang bisa menjadi titik balik atau semakin memperburuk situasi.
Baca Juga: Newcastle Siap Bangun Stadion Megah Rp 24,5 Triliun, Saingi Old Trafford Milik MU
Amorim dan timnya harus menemukan solusi cepat untuk membalikkan keadaan jika ingin mempertahankan peluang bersaing di papan atas.
Dengan tekanan dari berbagai pihak, keputusan-keputusan Amorim ke depan akan sangat menentukan masa depannya di klub. Jika United terus merosot, bukan tidak mungkin petualangan Amorim di Old Trafford akan berakhir lebih cepat dari yang diperkirakan.