kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Berlomba-lomba menciptakan vaksin corona, negara mana yang memimpin?


Senin, 30 Maret 2020 / 14:24 WIB
Berlomba-lomba menciptakan vaksin corona, negara mana yang memimpin?
ILUSTRASI. Riset vaksin corona. REUTERS/Bing Guan


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Saat dokter-dokter di dunia berjuang siang dan malam untuk menyelamatkan nyawa pasien di rumah sakit, para ilmuwan terkemuka global juga berlomba-lomba memproduksi vaksin pertama untuk virus corona baru.

Melansir The Jerusalem Post, beberapa dari ilmuwan yang memimpin telah mengandalkan pengetahuan dari wabah virus corona sebelumnya. Sementara, sebagian ilmuwan yang lain telah menggunakan teknologi platform vaksin yang digunakan untuk memerangi epidemi lain, termasuk Ebola.

Meskipun proses pengaturan dan hambatan birokrasi kemungkinan akan dipercepat, termasuk percepatan uji klinis pada manusia, dunia perlu bersabar untuk kedatangan vaksin.

Baca Juga: Virus Corona jadi ujian terbesar Trump dalam berhubungan dengan China

Dr Mike Ryan, direktur Program Kedaruratan Kesehatan WHO, mengatakan kepada televisi BBC pada hari Minggu bahwa akan diperlukan setidaknya satu tahun untuk vaksin agar bisa tersedia. Langkah ini menekankan perlunya standar keamanan yang ketat.

Jadi, negara mana yang memimpin dalam perlombaan penciptaan vaksin yang sangat diburu ini? Berikut sejumlah perusahaan dunia yang tengah mengembangkan vaksin seperti yang dihimpun The Jerusalem Post:

Baca Juga: Peneliti Australia uji vaksin pencegah TBC untuk tangkal virus corona

Moderna

Dosis pertama dari vaksin virus corona mRNA-1273, yang dikembangkan oleh US National Institutes of Health (NIH) dan tim peneliti penyakit menular Moderna, diberikan kepada peserta pertama dalam studi Fase 1 pada 16 Maret. 

Uji coba vaksin, dibangun berdasarkan studi SARS dan MERS sebelumnya, dimaksudkan untuk memberikan data tentang keamanan dan imunogenisitas vaksin, dan diharapkan vaksin ini akan diberikan kepada 45 sukarelawan dewasa sehat selama enam minggu.

Baca Juga: WHO peringatkan dunia: Jangan sia-siakan kesempatan kedua untuk melawan virus corona

Perusahaan penemuan obat yang berbasis di Cambridge, Massachusetts ini menekankan bahwa mereka masih dalam tahap awal dan belum ada obat yang disetujui sampai saat ini. Perusahaan juga belum pernah melakukan uji coba pada manusia sebelumnya. 

Percobaan saat ini sedang dilakukan di Kaiser Permanente Washington Health Research Institute di Seattle.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×