kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bersejarah! Amerika Serikat dan Taliban teken perjanjian akhiri perang Afghanistan


Sabtu, 29 Februari 2020 / 21:58 WIB
Bersejarah! Amerika Serikat dan Taliban teken perjanjian akhiri perang Afghanistan
ILUSTRASI. Amerika Serikat (AS) dan Taliban sepakat menandatangani perjanjian bersejarah untuk mengakhiri perang di Afghanistan pada Sabtu (29/2/2020).


Sumber: CNN | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Setelah mengurangi tensi kekerasan bersenjata selama sepekan, Amerika Serikat (AS) dan Taliban sepakat menandatangani perjanjian bersejarah pada Sabtu (29/2).

Perjanjian ini akan menggerakkan penarikan pasukan AS dari Afghanistan dan berpotensi membuka jalan untuk mengakhiri perang Amerika dengan Taliban yang berkepanjangan.

Baca Juga: Taliban terbuka gencatan senjata 10 hari dengan AS bila perundingan di Doha berhasil

Perjanjian tersebut ditandatangani di Doha, Qatar, oleh Perwakilan Khusus AS untuk Rekonsiliasi Afghanistan Zalmay Khalilzad yang juga kepala perunding AS dalam pembicaraan dengan Taliban, dengan Mullah Abdul Ghani Baradar, kepala perunding Taliban. Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menyaksikan penandatanganan perjanjian bersejarah itu.

Berbicara pada acara itu, Pompeo mengatakan, AS akan mengamati dengan seksama kepatuhan Taliban dengan komitmen mereka dan mengkalibrasi langkah penarikan pasukan AS atas komitmen Taliban.

"Inilah bagaimana (kami) akan memastikan bahwa Afghanistan tidak pernah lagi berfungsi untuk teroris internasional," kata Pompeo seperti dikutip CNN.

Menteri Pertahanan AS Mark Esper berada di Kabul, Afghanistan, pada Sabtu (29/2) untuk upacara deklarasi bersama dengan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani.

Menurut Penasihat Keamanan Nasional Afghanistan Hamdullah Mohib, deklarasi bersama AS-NATO-Afghanistan mencakup penarikan pasukan asing selama 18 bulan.

"Tapi itu tergantung pada perjanjian antara Taliban dan Amerika Serikat. Jika kondisi itu tidak terpenuhi, tanggal ini juga akan berubah," katanya.

Baca Juga: Trump melakukan perjalanan rahasia ke Afganistan untuk bertemu pasukan AS

Jumat (28/2), Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa ia telah mengirim Pompeo untuk menyaksikan penandatanganan perjanjian dengan perwakilan Taliban dan Esper untuk mengeluarkan deklarasi bersama dengan pemerintah Afghanistan.

"Jika Taliban dan pemerintah Afghanistan memenuhi komitmen ini, kami akan memiliki jalan yang kuat untuk mengakhiri perang di Afghanistan dan membawa pulang pasukan kami," kata Trump dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga: Pesawat penumpang milik Ariana jatuh di Afghanistan

"Komitmen ini mewakili langkah penting menuju perdamaian abadi di Afghanistan baru, bebas dari Al Qaeda, ISIS, dan kelompok teroris lainnya yang akan berusaha untuk membahayakan kita," ujar Trump lagi yang dilansir CNN.

Kesepakatan itu ditandatangani di Doha, Qatar, yang berfungsi sebagai dasar dari pembicaraan antara AS dan negosiator Taliban yang sudah berlangsung selama lebih dari setahun.

Kedua pihak telah mencapai "kesepakatan prinsip" pada awal September 2019. Namun, Trump membatalkan pembicaraan.

Dalam kunjungan kejutan ke Afghanistan pada bulan November 2019, Trump mengumumkan bahwa perundingan telah dimulai kembali. Trump membuat pengumuman tak lama setelah Taliban membebaskan seorang profesor Amerika dan Australia sebagai imbalan atas pembebasan tiga tahanan Taliban oleh pemerintah Afghanistan.

Baca Juga: Serangan bom bunuh diri guncang kota Kabul, tewaskan sedikitnya 5 orang

Penandatanganan perjanjian ini bagian dari realisasi janji kampanye Trump, yang telah berusaha mengurangi keterlibatan AS dalam perang di luar negeri.

Berdasarkan perjanjian tersebut, kehadiran militer Amerika akan dikurangi menjadi 8.600 tentara dari 12.000-13.000 tentara saat ini selama 135 hari, menurut dua sumber yang mengetahui perjanjian itu.

Baca Juga: Gara-gara virus corona, pertemuan Trump dan para pemimpin negara ASEAN ditunda

Pompeo  mengatakan penarikan pasukan akan berdasarkan kondisi. AS akan memastikan bahwa misi solusi perdamaian dan rekonsiliasi di Afghanistan bisa tercapai.

"Perundingan-perundingan ini, jika itu terjadi, akan menjadi pertama kalinya Afghanistan yang mewakili semua pihak dari yang berkonflik akan duduk bersama dan memulai kerja keras rekonsiliasi," kata Pompeo.

Namun, anggota Kongres AS dan pakar regional telah menyuarakan keprihatinan tentang kesepakatan itu. Pada Rabu lalu, senator Partai Republik Liz Cheney memimpin sekelompok 21 anggota parlemen Republik lainnya dalam mengekspresikan "keprihatinan serius" tentang antisipasi perjanjian tersebut.

Dalam sebuah surat kepada Pompeo dan Esper, mereka menulis bahwa mereka sedang mencari jaminan bahwa AS tidak akan menempatkan keamanan rakyat Amerika ke tangan Taliban, dan merusak sekutu AS yakni pemerintah Afghanistan saat ini.

Baca Juga: Goldman Sachs: Wabah corona bisa merugikan Donald Trump di pemilu tahun ini




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×