kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Berseteru dengan induk waralaba Burger King (2)


Rabu, 17 Januari 2018 / 16:27 WIB
Berseteru dengan induk waralaba Burger King (2)
ILUSTRASI. FENOMENA - Jack Cowin


Reporter: Yoliawan H | Editor: Tri Adi

Namun seperti kebanyakan pengusaha pada umumnya, bisnis Cowin pun diterpa pasang surut, termasuk kala mengembangkan Hungry Jack’s. Seperti misalnya pada tahun 1991, dia harus berhadapan langsung dengan induk waralaba Burger King di Amerika Serikat (AS) karena tersandung soal perjanjian kerjasama.

Duduk perkara terjadi karena diduga ada pelanggaran dalam perjanjian kerjasama Cowin dengan Burger King. Saat menandatangani perpanjangan lisensi kerjasama, Buger King memberi syarat Hungry Jack’s harus membuka cabang dengan jumlah tertentu dalam satu tahun. Namun pada tahun 1996, Cowin dianggap tak dapat penuhi syarat. Burger King pusat mengancam akan menghapus lisensi yang diberikan kepada Cowin.

Karena kejadian tersebut, Burger King melihat kelemahan Hungry Jack’s. Manajemen Burger King lantas berniat mengambil alih pangsa pasar Australia, dengan mendirikan gerai di luar kesepakatan dengan Cowin. Terlebih lagi kala itu, pasar di Australia sangat menjanjikan.

Mendapat tekanan seperti itu, Cowin tentu tidak tinggal diam. Dia merasa sudah memenuhi syarat dan aturan yang ditetapkan oleh rekan bisnisnya tersebut. Oleh karena itu, Cowin lantas mengajukan tuntutan, karena menilai Burger King sudah bertindak sewenang-wenang.

Pada akhirnya kasus itu dimenangkan Cowin. Pengadilan memutuskan bahwa Cowin yang berhak atas lisensi dan izin operasional waralaba Burger King di Australia. Dari kasus itu, Burger King dijatuhi hukuman membayar denda kepada Hungry Jack senilai US$ 46,9 juta.

Sebagai entitas induk, Competive Food terus berkembang dan sukses mencetak pendapatan senilai US$ 1,38 miliar hingga akhir 2017. Total jumlah pekerja yang bekerja pada bisnis Cowin pun mencapai 16.792 karyawan.

Selain itu, Competitive Foods juga pun mencatatkan penjualan fantastis dan menempatkan Hungry Jack’s masuk urutan keempat dari daftar restoran waralaba terbesar di Australia.

Belum cukup sampai disana, Cowin tercatat juga memiliki sekitar 26% saham Domino Pizza. Dia menyebut, tantangan terbesar kini bukan akan sebesar apa bisnisnya ke depan, namun apakah bisnis yang dijalani saat ini mampu terus tumbuh.                               

(Bersambung)



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×