Sumber: Channelnewsasia.com | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada Selasa, 28 Januari 2025, pemerintahan Presiden Donald Trump mengumumkan kebijakan baru yang menawarkan kesempatan bagi pegawai federal untuk mengundurkan diri dengan kompensasi pesangon selama delapan bulan.
Keputusan ini, sebagaimana tertuang dalam memo yang dikirim kepada seluruh pegawai federal dan dilihat oleh AFP, dianggap sebagai langkah signifikan dalam upaya pemotongan anggaran federal.
Langkah Besar dalam Pemangkasan Anggaran Federal
Kebijakan ini disebut sebagai "persimpangan bersejarah" oleh penasihat Trump, Elon Musk, melalui unggahan di platform X. Proposal tersebut dikirimkan kepada sekitar dua juta pegawai federal, menurut laporan media Amerika Serikat.
Baca Juga: Trump Cabut Regulasi Harga Obat, Jutaan Warga Amerika Terancam Tak Mampu Berobat!
Seorang pejabat senior administrasi Trump menyatakan kepada NBC News bahwa mereka memperkirakan antara 5 hingga 10 persen pegawai federal akan memilih untuk mengundurkan diri. Jika target ini tercapai, maka pemerintah dapat menghemat sekitar 100 miliar dolar AS.
Menurut email resmi yang dikirim kepada pegawai federal, periode pengunduran diri dimulai pada Selasa, 28 Januari, dan akan berlangsung hingga 6 Februari 2025.
Kebijakan Ini Mengikuti Perintah Kembali ke Kantor
Langkah ini datang setelah Presiden Trump mengeluarkan perintah agar seluruh pegawai federal kembali bekerja di kantor secara penuh waktu. Sebelumnya, banyak dari mereka menikmati fleksibilitas kerja dari rumah sejak pandemi COVID-19.
Email tersebut menyerupai pemberitahuan yang dikirimkan kepada karyawan Twitter ketika perusahaan tersebut diakuisisi oleh Elon Musk pada akhir 2022. Saat itu, Musk meminta karyawan yang ingin tetap bertahan untuk mengonfirmasi melalui email.
Dalam kasus pegawai federal kali ini, mereka yang ingin mengambil paket pesangon diminta untuk membalas email dengan kata "resign."
Baca Juga: Trump Perintahkan Elon Musk Jemput Astronaut yang 'Ditinggalkan' di Luar Angkasa
Elon Musk Pimpin Departemen Efisiensi Pemerintahan
Elon Musk, yang dilaporkan telah menggelontorkan lebih dari 270 juta dolar AS untuk membantu Trump dan Partai Republik memenangkan pemilu, kini ditunjuk sebagai kepala Departemen Efisiensi Pemerintahan yang baru dibentuk. Tugas utama departemen ini adalah melakukan pemangkasan besar-besaran terhadap pengeluaran federal.
Dalam email resmi kepada pegawai federal, disebutkan bahwa "Tenaga kerja federal harus mencerminkan yang terbaik yang dimiliki Amerika. Kami akan menuntut keunggulan di setiap tingkatan."