Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Bank Dunia David Malpass bertemu dengan Ketua Aliansi vaksin Gavi José Manuel Barroso dan membahas pentingnya negara-negara dengan kelebihan pasokan vaksin Covid-19 melepaskannya sesegera mungkin.
Mengutip Reuters, Selasa (13/4), Malpass mengungkapkan keinginannya untuk bekerjasama dengan Gavi dalam strategi 2022, termasuk membantu memperluas kapasitas produksi vaksin untuk negara berkembang.
Kedua pejabat itu juga membahas perlunya transparansi lebih oleh negara, pemasok dan mitra pembangunan tentang kontrak vaksin, dan mengenai ekspor nasional serta komitmen dan persyaratan pasokan, kata Bank Dunia.
"Dalam pertemuan mereka, Presiden Malpass dan Tuan Barroso membahas tantangan yang dihadapi dalam akuisisi dan penyebaran vaksin Covid-19 oleh negara-negara berkembang dan pentingnya negara-negara dengan pasokan vaksin berlebih untuk merilisnya sesegera mungkin," katanya.
Baca Juga: Varian Covid-19 yang dominan di AS-Inggris tidak mematikan seperti yang ditakutkan
Malpass terang-terangan menyatakan tentang perlunya mempercepat vaksinasi untuk mengatasi pandemi dan membatasi kerusakan ekonomi lebih lanjut. Pekan lalu, dia memperingatkan lambatnya peluncuran vaksin di Eropa dapat membebani pertumbuhan ekonomi kawasan.
Pada hari Senin, Bank Dunia mengatakan telah berkomitmen US$ 1,7 miliar dari US$ 12 miliar yang telah disediakan untuk pengembangan, distribusi dan produksi vaksin di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, dengan sekitar US$ 4 miliar diharapkan akan disetujui pada pertengahan tahun.
Malpass mengatakan dana itu dapat digunakan untuk melakukan pembayaran bersama untuk inisiatif distribusi vaksin COVAX, dan untuk membeli dosis tambahan di luar cakupan populasi dasar 20%.
Dengan varian baru virus yang muncul, pejabat kesehatan masyarakat telah memperingatkan dunia dapat kehilangan perlombaan antara virus corona dan vaksin yang dimaksudkan untuk menghentikannya karena lambatnya vaksinasi di negara berkembang.
WHO mendesak lebih banyak kemauan politik untuk meningkatkan produksi vaksin Covid-19 dan berbagi pasokan, termasuk melalui keringanan hak kekayaan intelektual vaksin melalui Organisasi Perdagangan Dunia.