Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - VATIKAN CITY. Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan kunjungan ke Vatikan dalam rangka pertemuan dengan Paus Fransiskus. Dalam pertemuan tersebut, Putin tercatat terlambat 45 menit dari jadwal pertemuan mereka di Vatikan, Kamis (4/7). Meski demikian, Putin mengaku pertemuan dengan Paus sangat substanstif.
Mengutip Reuters, Putin dan Paus Fransiskus sudah bertemu dua kali sebelumnya. Dalam pertemuan tersebut, Reuters mencatat, Putin terlambat 50 menit pada pertemuan mereka pertama di tahun 2013 dan terlambat lebih dari 1 jam pada pertemuan kedua mereka di tahun 2015.
"Terima kasih atas waktu yang telah Anda dedikasikan untuk saya," kata Putin di akhir 55 menit pembicaraan, dibantu oleh dua penerjemah.
Vatikan dalam sebuah pernyataan mengatakan, pertemuan Paus Fransiskus dan Putin berkonsentrasi pada situasi di Suriah, Ukraina dan Venezuela. Putin dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, yang tidak tergabung dalam perundingan tersebut, kemudian mengadakan pertemuan terpisah dengan Sekretaris Negara Vatikan, Kardinal Pietro Parolin, dan menteri Luar Negeri Vatikan, Uskup Paul Gallagher.
Dalam pertemuan itu, Paus Fransiskus memberi Putin salinan pesan perdamaiannya yang ditandatangani untuk tahun ini dan ukiran besar lapangan St Petrus di abad ke-18. "Jadi Anda jangan melupakan Roma," pesan Paus.
Sementara Putin memberi Paus Fransiskus sebuah DVD film tentang pelukis dan pemahat terbesar Renaisans Michelangelo yang dibuat pembuat film Rusia Andrei Konchalovsky dan ikon Orthodox berupa lukisan besar Rasul Petrus dan Paulus.
Putin dijadwalkan bertemu dengan presiden Italia dan perdana menteri nanti, dan diperkirakan akan kembali ke Moskow pada malam hari setelah makan malam resmi.
Ukraina, yang tetap menjadi rebutan antara Vatikan dan Rusia, diharapkan menjadi topik utama diskusi para pria, yang diadakan di perpustakaan kepausan resmi di Istana Kerasulan Vatikan.
Ketika mereka terakhir bertemu pada 2015, paus mendesak Putin untuk melakukan "upaya tulus dan besar" untuk mencapai perdamaian di Ukraina dan membantu mengakhiri pertempuran antara pasukan pemerintah dan pemberontak separatis pro-Rusia di timur.