kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.326.000 1,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Biar Ekonomi Tak Ambruk, China Ingin Mengecilkan Suku Bunga


Kamis, 30 Oktober 2008 / 14:35 WIB


Sumber: Bloomberg |

BEIJING. China bakalan menjaga suku bunga yang rendah setelah tiga kali pemangkasan dalam dua bulan ini seiring dengan krisis finansial yang menciutkan ekspor dan produksi.


Sejumlah pejabat di Bank of China kemarin mengurangi patokan bunga pinjaman untuk tenor satu tahun menjadi 6,66% dari 6,93%. Bank juga mengatakan dalam situsnya, bahwa suku bunga tabungan bakal turun menjadi 3,60% dari 3,87%.

"Pemangkasan ini menggarisbawahi kebulatan tekad dari penguasa untuk membikin kebijakan yang agresif untuk mencegah penurunan perekonomian yang drastis," kata Wang Qing, chief ekonom Morgan Stanley di Hong Kong.

Ia mengimbuhkan, "Saat ini kita meminta untuk pengguntingan sebanyak empat kali lagi hingga 2009."

Ekspansi perekonomian negara keempat terbesar di dunia ini melandai menjadi 9% di kuartal ketiga dari 11,9% pada tahun 2007. Produksi perindustrian mulai tumbuh paling lambat sepanjang enam tahun di bulan September lalu, seiring dengan pasar ekspor yang mengering.

The Federal Reserve Rabu (29.10) memangkas suku bunganya sebanyak 50 poin menjadi 1%. Sementara itu European Central Bank juga sudah memberi sinyal bakalan menekuk suku bunga acuannya juga.

Pertumbuhan ekonomi China telah menunjukkan perlambatannya selama lima kuartal berturut-turut. Sinyal pelemahan menjala di properti, industri, ekspor dan CSI 300 Index telah rontok 69% sepanjang tahun ini.

"Pemangkasan tingkat suku bunga memperlihatkan bahwa pemerintah telah berusaha agar melambatnya perekonomian tidak menjadi semakin serius," kata Mark Williams, ekonom Capital Economics Ltd. London.

Menurut catatan Xinhua News Agency yang dikutip Bloomberg, ekspor China anjlok di kuartal ketiga ke titik yang terendah sejak tahun 2005. penjualan properti perumahan juga amblas 56% di Beijing dan 39% di Shanghai di delapan bulan pertama ini, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Seiring dengan pertumbuhan ekonomi global yang juga pelan, permintaan terhadap produksi China juga menyusut. International Monetary Fund memperkirakan, perekonomian China hanya akan tumbuh sebesar 0,5% tahun depan, angka yang paling lambat sejak 1982.




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×