Sumber: Sputnik News | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Berbicara di hadapan Kongres hari Rabu (28/4), Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menegaskan kembali bahwa AS akan setia untuk hadir di kawasan Indo-Pasifik.
Menurut sang presiden, AS akan mempertahankan kehadiran militer yang kuat di kawasan Indo-Pasifik seperti halnya NATO di Eropa. Biden bahkan mengakui telah menyampaikan secara langsung niat AS tersebut ke Presiden China, Xi Jinping.
"Saya juga memberi tahu Presiden Xi bahwa kita akan mempertahankan kehadiran militer yang kuat di Indo-Pasifik seperti yang kami lakukan dengan NATO di Eropa, bukan untuk memulai konflik, tetapi untuk mencegah konflik," ungkap Biden, seperti dikutip Sputnik News.
Baca Juga: Menlu Rusia: Hubungan AS-Rusia lebih buruk daripada selama Perang Dingin
Biden menegaskan bahwa AS akan menentang perdagangan yang tidak adil, yang berdampak pada kepentingan pekerja dan perusahaan AS. Sebagai kekuatan global, AS akan memastikan bahwa negara lain, termasuk China, bermain dengan aturan yang sama dalam ekonomi global seperti AS.
Biden juga mengungkapkan keyakinannya bahwa AS sedang bersaing dengan China dan beberapa negara lain untuk memperebutkan kepemimpinan di abad ke-21.
"Amerika sedang bergerak maju, tapi kita tidak bisa berhenti sekarang. Kita bersaing dengan China dan negara lain untuk memenangkan abad ke-21. Kita ada di titik perubahan yang besar dalam sejarah," lanjut Biden.
Tetap berusaha menantang China
Biden yang baru mulai menjabat pada Januari lalu telah berulang kali menunjukkan arah kebijakannya terhadap China, yang pada dasarnya adalah menantang sejumlah manuver China.
Baca Juga: Beijing: AS bakal kalah dalam memperebutkan Taiwan!
Beberapa isu masih menjadi sorotan, seperti situasi hak asasi manusia di Hong Kong dan etnis Uighur di Xinjiang. AS juga menyoroti dugaan keterlibatan China dalam serangan dunia maya dan pencurian kekayaan intelektual di tanah AS.
Kedaulatan di Laut China Selatan juga masih menjadi fokus utama AS sehingga bertekad untuk tetap hadir di kawasan Indo-Pasifik.
Klaim teritorial China di kawasan tersebut tumpang tindih dengan klaim beberapa negara lain, yang beberapa di antaranya punya hubungan dekat dengan AS.
Bertahun-tahun AS memandang Laut China Selatan sebagai jalur air internasional dan mengirim kapal perang untuk secara rutin berpatroli di kawasan itu untuk mengkampanyekan kebebasan navigasi, menolak monopoli oleh China.