kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Biden Janjikan Sistem Pertahanan Udara Canggih ke Ukraina, Begini Ancaman Rusia


Selasa, 11 Oktober 2022 / 15:05 WIB
Biden Janjikan Sistem Pertahanan Udara Canggih ke Ukraina, Begini Ancaman Rusia
Asap mengepul di atas kota setelah serangan rudal Rusia, di tengah serangan Rusia ke Ukraina, di Kyiv, Ukraina 10 Oktober 2022. Rusia berjanji untuk menanggapi keterlibatan Barat yang lebih besar di Ukraina.


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - KYIV. Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov memperingatkan negara-negara Barat terkait keterlibatan mereka yang lebih besar dalam perang di Ukraina. Ia mengatakan bahwa Rusia akan merespons keterlibatan Barat setelah Washington menjanjikan lebih banyak bantuan militer untuk Kyiv.

Melansir Reuters, Ukraina pada hari Senin mengatakan perlu memperkuat pertahanan udaranya menyusul serangan udara terbesar Rusia di kota-kota mereka sejak awal perang. Serangan terbaru yang dilakukan Moskow disebut sebagai balasan atas serangan Ukraina terhadap jembatan strategis di Krimea.

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden berjanji untuk menyediakan sistem pertahanan udara canggih untuk Ukraina pasca serangan itu. Pentagon juga mengatakan pada 27 September akan mulai mengirimkan Sistem Rudal Permukaan-ke-Udara Nasional selama dua bulan ke depan atau lebih.

Baca Juga: Balas Dendam atas Jembatan Krimea, Putin Menghujani Kota Sibuk Ukraina dengan Rudal

Biden dan para pemimpin Kelompok Tujuh atau G7 akan mengadakan pertemuan virtual pada hari Selasa untuk membahas komitmen mereka dalam  mendukung Ukraina, kata Gedung Putih.

"Kami memperingatkan dan berharap mereka menyadari bahaya eskalasi tak terkendali di Washington dan ibu kota Barat lainnya," kata Sergei Ryabkov seperti dikutip kantor berita RIA, Selasa.

Rudal Rusia menghantam sasaran di seluruh Ukraina pada Senin pagi, menewaskan 19 orang dan melukai 105, kata pejabat layanan darurat, saat mereka merobek persimpangan, taman, dan lokasi wisata.

Sebanyak 301 pemukiman di wilayah Kyiv, Lviv, Sumy, Ternopil dan Khmelnytsky tetap tanpa listrik pada Selasa pagi.

Rentetan puluhan rudal jelajah yang ditembakkan dari udara, darat dan laut adalah gelombang serangan udara paling luas yang menghantam garis depan, setidaknya sejak tembakan awal pada hari pertama perang, 24 Februari.

Baca Juga: IMF dan Bank Dunia Peringatkan Meningkatnya Risiko Resesi Global

Pejabat Ukraina melaporkan lebih banyak serangan pada hari Selasa termasuk satu di kota tenggara Zaporizhzhia yang menewaskan sedikitnya satu orang.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan dia memerintahkan serangan jarak jauh "besar-besaran" setelah menuduh Ukraina menyerang jembatan yang menghubungkan Rusia dengan Krimea yang dicaplok pada Sabtu.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy berbicara kepada Biden pada hari Senin dan menulis di Telegram bahwa pertahanan udara adalah "prioritas nomor 1 dalam kerja sama pertahanan kami".

Baca Juga: Putin: Ukraina Rencanakan Ledakan Jembatan Krimea, Itu Aksi Terorisme

"Kami akan melakukan segalanya untuk memperkuat angkatan bersenjata kami," katanya dalam pidato Senin malam. "Kami akan membuat medan perang lebih menyakitkan bagi musuh."

Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat, Anatoly Antonov, mengatakan lebih banyak bantuan Barat ke Ukraina meningkatkan risiko perang yang lebih luas.

"Bantuan seperti itu, serta memberikan intelijen, instruktur, dan pedoman tempur kepada Kiev, mengarah pada eskalasi lebih lanjut dan meningkatkan risiko bentrokan antara Rusia dan NATO," kata Antonov kepada media.




TERBARU

[X]
×