Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Amerika Serikat (AS) menyatakan, China kemungkinan setidaknya menggandakan jumlah hulu ledak nuklirnya selama dekade berikutnya dari 200-an saat ini.
Dan, AS menyebutkan, China bakal mendekati kemampuan untuk meluncurkan serangan nuklir melalui darat, laut, dan udara, sebuah kapasitas yang dikenal sebagai triad.
Pengungkapan itu muncul ketika ketegangan meningkat antara China dan AS, serta saat Washington berupaya agar Beijing bergabung dengan perjanjian senjata nuklir.
Mengutip Reuters, dalam laporan tahunannya kepada Kongres tentang militer China, Departemen Pertahanan AS alias Pentagon mengatakan, negeri tembok raksasa memiliki hulu ledak nuklir sekitar 200-an.
Baca Juga: Beri pesan ke AS, China luncurkan rudal pembunuh kapal induk ke Laut China Selatan
Ini pertama kalinya militer AS mengungkapkan jumlah hulu ledak nuklir milik China. Sementara Federasi Ilmuwan Amerika memperkirakan, China memiliki sekitar 320 hulu ledak nuklir.
Pentagon menyebutkan, proyeksi pertumbuhan hulu ledak nuklir China didasarkan pada faktor-faktor, termasuk Beijing yang memiliki cukup bahan untuk menggandakan persediaan senjata nuklirnya tanpa produksi bahan fisil baru.
Perkiraan Pentagon sejalan dengan analisis Badan Intelijen Pertahanan AS.
"Kami jelas prihatin tentang angka-angka, tapi juga hanya lintasan perkembangan nuklir China yang sangat besar," kata Chad Sbragia, Wakil Menteri Pertahanan AS untuk Urusan China, kepada wartawan, Selasa (1/9), seperti dikutip Reuters.
Senjata nuklir China hanya sebagian kecil dari AS
Baca Juga: AS kerahkan rudal di Asia Pasifik, China dan Rusia bakal ambil tindakan
Awal tahun ini, surat kabar yang didukung Partai Komunis China, Global Times, melaporkan, Beijing perlu menambah jumlah hulu ledak nuklirnya menjadi 1.000 dalam waktu yang relatif singkat.
Sbragia mengatakan, China juga hampir menyelesaikan kapasitas triad nuklirnya. Ini menunjukkan langkah China lebih jauh dari yang diketahui publik sebelumnya.
China sekarang hanya memiliki dua dari tiga kaki operasi triad. Tetapi, sedang mengembangkan rudal balistik yang dapat diluncurkan dari udara berkemampuan nuklir.
Laporan Pentagon mengatakan, pada Oktober 2019, China secara terbuka mengungkapkan pembom H-6N sebagai bomber berkemampuan nuklir pertama.
Baca Juga: Panas dengan China, AS kirim pesawat pembom nuklir ke pulau rahasia di Samudra Hindia
Washington telah berulang kali menyerukan China untuk bergabung dalam negosiasi trilateral untuk memperpanjang New START, perjanjian senjata nuklir AS-Rusia yang akan berakhir pada Februari 2021.
Tapi, senjata nuklir China hanya sebagian kecil dari Amerika Serikat, yang memiliki persediaan 3.800 hulu ledak nuklir, dan Rusia, yang punya sekitar 4.300, menurut Federasi Ilmuwan Amerika.