Sumber: South China Morning Post,BBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Tetapi karena ketegangan antara Beijing dan Washington telah meningkat, demikian pula kekhawatiran akan Perang Dingin yang baru. Untuk pertama kalinya sejak Perang Dingin yang sebenarnya, tiga kapal induk Angkatan Laut AS seberat 100.000 ton sekarang berpatroli di Samudra Pasifik, sementara Armada Pasifik AS mengatakan bulan lalu bahwa semua kapal selam yang dikerahkan ke depan sedang melakukan operasi di Pasifik barat.
Baca Juga: Ekonom: Perang Dingin AS-China jadi ancaman terbesar bagi dunia ketimbang virus
Menurut ekonom berpengaruh Jeffrey Sachs, perang dingin yang semakin dalam antara AS dan China akan menjadi ancaman global yang lebih besar bagi dunia daripada virus corona.
Melansir BBC, Sachs mengatakan, saat ini ekonomi dunia menuju periode gangguan besar tanpa kepemimpinan setelah pandemi. "Kesenjangan antara dua kekuatan super akan memperburuk ini," ia memperingatkan.
Profesor Universitas Columbia ini menyalahkan pemerintah AS atas permusuhan antara kedua negara.
Baca Juga: Mengapa RI tolak mentah-mentah ajakan berunding China soal Laut China Selatan?
"AS adalah kekuatan untuk divisi, bukan untuk kerja sama," katanya dalam sebuah wawancara dengan BBC Business Report.
"Ini adalah kekuatan yang mencoba menciptakan perang dingin baru dengan China. Jika ini berlaku - jika pendekatan semacam itu digunakan, maka kita tidak akan kembali normal, dan akan memicu kontroversi yang lebih besar dan bahaya yang lebih besar pada kenyataannya."