kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bikin cemas, risiko konflik militer AS dan China di level tertinggi sepanjang masa


Rabu, 24 Juni 2020 / 05:38 WIB
Bikin cemas, risiko konflik militer AS dan China di level tertinggi sepanjang masa
ILUSTRASI. Kapal induk AS dan kapal induk Australia di Laut China Selatan. Australia Department Of Defence/Handout via REUTERS


Sumber: South China Morning Post,BBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Ini berita yang membuat cemas masyarakat dunia. Risiko konflik militer antara China dan AS kembali meningkat ke level tertinggi dari sebelumnya. Masalahnya, saluran komunikasi antara angkatan bersenjata kedua negara sebagian besar tak berfungsi.

Menurut Wu Shicun, presiden Institut Nasional untuk Studi Laut China Selatan, saat Beijing dan Washington mengunci persaingan di berbagai bidang, ketidakpercayaan politik yang terbangun di antara mereka telah menyebabkan ratusan saluran komunikasi antar pemerintah terputus.

Melansir South China Morning Post, menurut sebuah laporan tentang kehadiran militer AS di wilayah Asia-Pasifik yang dirilis oleh lembaga itu pada hari Selasa, komunikasi antara tentara AS dan China telah menurun tajam sejak 2018.

Baca Juga: Lembaga think tank China: 60% kapal perang Amerika ada di kawasan Asia-Pasifik

Hubungan memburuk setelah AS menarik undangannya bagi China untuk mengambil bagian dalam latihan angkatan laut multinasional berskala besar, yang dikenal sebagai Rim of the Pacific, dua tahun lalu.

Menurut laporan tersebut, pihak AS mengatakan langkah itu sebagai pembalasan bagi Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) yang menyebarkan sistem rudal dan mendaratkan pesawat pembom di Kepulauan Spratly di Laut China Selatan.

Baca Juga: Gedung Putih: Perjanjian perdagangan Amerika Serikat dengan China telah berakhir

"Saya pikir risiko konflik meningkat, terutama setelah nyaris terjadi tabrakan antara USS Decatur destroyer-missile destroyer dan kapal perusak China Lanzhou pada September di Laut China Selatan," kata Wu kepada South China Morning Post.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×