kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 15.874   6,00   0,04%
  • IDX 7.311   115,69   1,61%
  • KOMPAS100 1.121   16,57   1,50%
  • LQ45 892   15,30   1,74%
  • ISSI 222   1,80   0,82%
  • IDX30 459   10,34   2,30%
  • IDXHIDIV20 553   13,66   2,53%
  • IDX80 129   1,61   1,27%
  • IDXV30 137   2,48   1,85%
  • IDXQ30 153   3,49   2,34%

Bisa makin panas, China jatuhkan hukuman mati kepada pengedar narkoba asal Australia


Sabtu, 13 Juni 2020 / 20:10 WIB
Bisa makin panas, China jatuhkan hukuman mati kepada pengedar narkoba asal Australia
ILUSTRASI.


Sumber: South China Morning Post | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Ketegangan antara China dan Australia bisa jadi kian memanas. Hal ini setelah seorang pengedar narkoba asal Australia dihukum mati di China. Tindakan itu memicu peningkatan ketegangan kedua negara.

Kementerian Luar Negeri Australia mengatakan putusan itu merupakan hal yang sangat mengecewakan. Mereka pun kembali menegaskan pertentangan mereka terhadap hukuman mati. 

Baca Juga: Lagi, jet tempur Taiwan cegat pesawat militer China yang terbang di atas Selat Taiwan

Dilansir dari South China Morning Post, sang pengedar diidentifikasi oleh media Australia sebagai Cam Gillespie. Dia divonis mati oleh Pengadilan Kelas Menengah Guangzhou.

Berdasarkan laporan media lokal China, pria tersebut ditahan di bandara Baiyun Guangzhou pada Desember 2013, dengan barang bukti lebih dari 7,5 kilogram metamfetamin yang ditemukan dari kopernya. 

Seorang juru bicara dari Kementerian Luar Negeri Australia mengatakan bantuan konsuler diberikan kepada pria itu tetapi mereka tidak akan mengonfirmasi identitasnya dengan alasan privasi. "Kami sangat sedih mendengar putusan yang dibuat dalam kasusnya," kata juru bicara tersebut.

"Kami mendukung penghapusan hukuman mati secara universal dan berkomitmen untuk mengejar tujuan ini melalui semua jalan yang tersedia bagi kami," lanjut dia.

Baca Juga: Dukung Biden, Mahathir: Celaka kalau Trump terpilih lagi jadi presiden Amerika

Sementara itu, diketahui bahwa China adalah mitra dagang terbesar Australia, serta sumber utama pendapatan Australia akan para pelajar dan turis internasional yang sangat menguntungkan. 

Tetapi hubungan keduanya tengah bermasalah dalam beberapa tahun terakhir dan memburuk setelah China bereaksi keras terhadap seruan Australia untuk penyelidikan independen tentang asal-usul pandemi virus corona.

Beijing kemudian mengenakan tarif pada gandum Barley Australia dan mengeluarkan peringatan perjalanan kepada wisatawan dan pelajar atas kasus rasisme terkait virus terhadap etnis Asia di Australia. 

Baca Juga: Hubungan memanas, Jepang berencana menolak kunjungan Xi Jinping?

Meski begitu, Perdana Menteri Australia Scott Morrison menampik tuduhan perlakuan rasis terhadap orang China dan mengatakan pemerintahnya tidak akan pernah diintimidasi oleh ancaman asing.

Tahun lalu, China menjatuhkan hukuman mati terhadap dua warga negara Kanada atas tuduhan perdagangan obat-obatan terlarang selama pertikaian diplomatik yang meningkat dengan Kanada atas penangkapan eksekutif puncak Huawei Meng Wanzhou. 



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×