Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
J&J telah menghadapi pengawasan ketat terhadap keamanan bedak bayinya setelah laporan investigasi oleh Reuters pada tahun 2018 menemukan bahwa perusahaan selama beberapa dekade mengetahui ada asbes yang bersembunyi di produk bedaknya.
Baca Juga: Saham anjlok akibat isu kesehatan, Johnson&Johnson akan buyback saham Rp 72 triliun
Mengingatkan saja, produsen pembuat obat asal AS ini menghadapi ribuan tuntutan hukum dari konsumen dan para penyintas mereka yang mengklaim produk bedaknya menyebabkan kanker karena kontaminasi dengan asbes.
Baca Juga: Kapitalisasi pasar J & J lenyap Rp 580 triliun gara-gara kasus bedak bayi
Perusahaan mengatakan pada bulan Mei bahwa keputusannya untuk menghentikan produksi Baby Powder berbasis bedak di Amerika Utara tidak terkait ke salah satu investigasi tersebut.