kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bisnis di Qatar terpukul krisis politik


Selasa, 13 Juni 2017 / 08:54 WIB
Bisnis di Qatar terpukul krisis politik


Reporter: Mona Tobing | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

DOHA. Krisis politik yang terjadi di Qatar menyebabkan sejumlah bisnis di negara itu terpukul. Sejumlah sektor bisnis di Qatar diprediksi bakal tergoncang akibat pemutusan hubungan diplomatik oleh empat negara Teluk.

Sejumlah sektor tersebut antara lain: perbankan, pangan, transportasi, konstruksi dan media. Krisis geopolitik besar kemungkinan memicu krisis ekonomi dan keuangan.

Managing Director dan Kepala Riset Ekuitas Arqaam Capital, Jaap Meijer mengatakan, dampak nyata yang terjadi kini adalah harga barang di Qatar kian mahal. "Kemudian berlanjut pada pertumbuhan ekonomi," terang Meijer seperti dikutip Bloomberg, Senin (12/6)

Perbankan menjadi sektor yang menerima tekanan paling berat karena krisisi ini. Sebab perbankan domestik Qatar sangat bergantung dengan aliran dana asing. Selama ini, deposito deposito non residen nasabah bank di Qatar seperti Qatar National Bank, Bank QPSC dan Commercial Bank QSC menyumbang kontribusi sebanyak 24% terhadap simpanan deposito di negara tersebut.

Pada sektor kelistrikan juga akan terjadi persoalan, lantaran Qatar mengandalkan pasokan dari Abu Dhabi dan Oman. Apalagi pada musim panas, kebutuhan listrik di Qatar meningkat. Tak jauh berbeda dengan sektor pangan, dimana Qatar membutuhkan pasokan gula, kismis dan susu yang selama ini berasal dari Arab Saudi.

Peluang pebisnis lokal

Dari sektor transportasi, sebanyak 52 penerbangan Qatar Airways yang saban hari melayani rute ke empat negara Arab terpaksa berhenti. Padahal, sekitar 30% pendapatan negara berasal dari jasa sektor penerbangan.

CEO Qatar Airways, Akbar Al-Baker menjelaskan, pihaknya akan mengembangkan jalur penerbangan rute panjang, untuk menutupi pendapatan yang hilang dari penutupan jalur ke empat negara Arab. "Qatar Airways terus beroperasi ke seluruh jaringan sesuai jadwal ke tujuan Eropa dan Amerika Utara, termasuk penerbangan langsung ke bandara internasional tersibuk di dunia, di Atlanta," tutur Akbar al-Baker seperti dikutip ABC.

Selain itu, beberapa proyek properti besar terancam mangkrak, sejalan dengan rencana pembangunan taman bermain kelas dunia, di Qatar.

Namun di sisi lain, pebisnis lokal berpeluang menyeruput potensi bisnis di Qatar yang ditinggalkan investor asing. Misalnya saja pada sektor telekomunikasi, terbuka kesempatan bagi operator telepon genggam, Qatari Ooredoo QSC, untuk memperluas ekspansinya di dalam negeri.

Selain itu, tidak semua lini bisnis di Qatar terdampak masalah isolasi oleh negara Arab lainnya. Qatar Petroleum tetap berbisnis seperti biasa, mulai dari hulu hingga hilir. Meski demikian, perusahaan ini tetap mengantisipasi setiap kemungkinan yang bisa muncul. Manajemen Qatar Petroleum menyatakan menghormati komitmen terhadap pelanggan.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×