Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Layanan Apple News telah mencapai 100 juta pengguna aktif bulanan. Bisnis ini bisa menjadi ladang cuan baru bagi Apple, lantaran pelanggan Apple tersebut sudah menghabiskan lebih dari US$ 1,4 miliar untuk berlangganan.
Merujuk artikel yang dimuat Reuters, Kamis (9/1) dengan permintaan akan ponsel pintar (smartphone) dan perangkat keras lainnya yang memuncak, Apple telah berusaha meningkatkan penjualan dari pembelian dan layanan berlangganan. Semisal layanan streaming Apple TV + yang belum lama ini diluncurkan.
Apple mengatakan penggunanya telah menghabiskan uang sebanyak US$ 1,42 miliar untuk pembelian layanan Apple untuk tenor 24 Desember 2019 hingga 1 Januari 2020 saja. Jumlah tersebut meningkat dari pencapaian di periode libur natal dan tahun baru tahun 2018 sebanyak 16%.
Baca Juga: Wow, gaji turun, CEO Apple tetap kantongi pendapatan Rp 1,75 triliun
Khusus untuk tanggal 1 Januari 2020, Apple mencatat pembelian layanan oleh pengguna telah menembus US$ 386 juta atau meningkat 20% dari periode tahun sebelumnya.
Sementara itu, jumlah pengguna aplikasi berita Apple naik hampir 18% dari tahun lalu. Sayangnya, Apple tidak merinci besaran jumlah pengguna layanan Apple News+ yang biaya berlangganannya mencapai US$ 9,99 per bulan.
Angka-angka tersebut juga menggambarkan pengeluaran besar-besaran pelanggan untuk hari libur seperti Thanksgiving dan Natal khususnya di Amerika Serikat (AS). Ini juga menjadi penanda bergesernya tren konsumsi masyarakat yang sebelumnya berbelanja secara offline kini beralih ke toko online.
Misalnya saja, data Mastercard Inc yang merinci data penjualan ritel mulai 1 November 2019 hingga malam Natal menunjukan pembeli AS menghabiskan hampir seperlima uangnya secara online. Setidaknya, Mastercard menyebut lebih dari 15% pembelian ritel kini sudah dilakukan secara online.
Angka pertumbuhan App Store juga sejalan dengan tren keseluruhan untuk segmen layanan Apple, yang naik 16% secara yoy menjadi US$ 46,3 miliar per akhir September 2019 lalu.
Baca Juga: Harga saham Apple menembus US$ 300 untuk kali pertama dalam sejarah
Hal ini bisa menjadi angin segar bagi Apple setelah dilanda penurunan pembelian perangkat kerasnya terutama iPhone. Misalnya saja, pada September 2019 lalu penjualan iPhone malah turun 14% yoy menjadi US$ 142,4 miliar.
Apple memang sebelumnya mengatakan akan menjaga pertumbuhan penjualan melalui layanan App Store di kisaran 15% hingga 30%.
Perusahaan juga sudah berupaya meluncurkan beberapa layanan baru pada tahun 2019 dengan harapan mampu menghasilkan cuan baru. Salah satu layanan tersebut antara lain, layanan streaming, gim hingga layanan pembayaran.