kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bisnisnya menjalar hingga usaha percetakan (2)


Rabu, 20 September 2017 / 13:20 WIB
Bisnisnya menjalar hingga usaha percetakan (2)


Reporter: Umi Kulsum | Editor: Tri Adi

KONTAN.CO.ID - Tidak puas hanya berbisnis makanan dan aksesori hewan peliharaan, Leonard N. Stern melirik peluang lain, sering naluri bisnisnya yang kian terasah. Berbekal pendidikan Master of Business Administration (MBA) di New York University, menyebabkan Leonard tak kesulitan merancang pengembangan kerajaan bisnisnya.

Ekspansi dilakukan Leonard kala Hartz Mountain, perusahaan produsen makanan dan pemeliharaan hewan peliharaan yang diwarisi dari sang ayah, Max Stern, kian berkembang. Bisnis yang menjadi target ekspansinya kemudian adalah properti yang dinilainya memiliki prospek besar.

Proyek properti yang pertama kali digarap Leonard yakni pembangunan kawasan industri di Bayonne pada tahun 1966. Tiga tahun berselang, Hartz Group mengakuisisi rawa-rawa tandus seluas lebih dari 1.250 hektare di Meadowlands, New Jersey. Lokasi ini hanya berjarak enam mil dari pusat kota Manhattan.

Bisnis real estat Hartz kian berkembang pesat. Pada tahun 1980-an, Hartz membeli dan mengembangkan lahan di Weehawken dan Ridgefield Park, New Jersey. Hartz lantas mencaplok lahan dan bangunan tambahan di Jersey City, Newark dan Manhattan, yang semuanya berada di lokasi strategis. Pada akhir era 1980-an, Hartz kian terkenal dengan bisnis propertinya.

Saat Hartz Group tengah mengembangkan bisnis properti, Leonard juga mencari peluang bisnis lain, yakni dengan mengakuisisi Carpet Magic Company, perusahaan yang berbisnis pembersih karpet.

Selang lima tahun kemudian, Hartz Group mencoba peruntungan di bisnis percetakan, yang diberi nama Stern Publishing. Perusahaan ini mempekerjakan sekitar 1.000 orang karyawan.

Waktu terus berjalan. Pada tahun 1990, atau saat Leonard berusia 52 tahun, dia pun mewariskan bisnis Hartz Group kepada kedua anaknya, yakni Emanuel dan Edward Stern. Emanual mewarisi bisnis properti, sedangkan Edward menguasai usaha makanan dan perawatan hewan.

Di tangan anak-anak Leonard, bisnis Hartz Group semakin menggurita. Pada tahun 1996, Hartz Group membangun Hotel Grand SoHo dan berlanjut mendirikan Tribeca Grand Hotel, yang kini dikenal sebagai The Roxy Hotel yang berlokasi di Manhattan.

Sekitar tahun 2000, kedua anak Leonard memutuskan menjual bisnis penerbitan dan perawatan hewan peliharaan serta fokus mengembangkan bisnis properti. Hingga saat ini, Hartz Group menjadi perusahaan tersohor dan bisnisnya semakin berkembang melesat.

Namun yang juga perlu dicatat, Leonard pun pernah mengalami masa-masa sulit saat masih aktif berbisnis. Dia sempat tersandung dugaan monopoli, dengan menyuap distributor para pesaing. Alhasil, produk Hartz Mountain memang kian bersinar dan mampu menguasai 70% produk pakan hewan peliharaan.

Namun belakangan ini tindakan curang tersebut tercium oleh otoritas perdagangan. Akibatnya, Hartz Mountain pada tahun 1984 dijatuhi hukuman denda sebesar US$ 40 juta.

Tidak hanya itu, pil pahit juga harus kembali ditelan Leonard saat tersebar isu bahwa makanan hewan peliharaan produksi Hartz Mountain beracun. Namun belakangan isu itu mereda seiring langkah sang miliarder memberikan banyak klarifikasi ke publik soal keamanan pakan hewan yang mereka produksi.

Tidak dipungkiri, segala upaya Leonard membangun bisnis warisan sang ayah memang telah membuahkan hasil. Hartz Mountain yang dulu tak mampu berkembang pesat, telah menjadi mesin uang bagi sang miliarder.              

(Bersambung)




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×